Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Bank Indonesia Prakirakan Kredit Tumbuh 6%-8% Tahun Ini

Fetry Wuryasti
20/1/2022 17:37
Bank Indonesia Prakirakan Kredit Tumbuh 6%-8% Tahun Ini
Petugas teller menata pecahan rupiah di Bank Mandiri Cabang Jakarta Sudirman, Jakarta, Senin (23/8/2021).(Antara/Sigid Kurniawan.)

BANK Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2022 di kisaran 6%-8% dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dalam kisaran 7%-9%. Hal ini berdasarkan hasil asesmen terhadap ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan secara bertahap.

Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan November 2021 tetap tinggi sebesar 25,59%. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap terjaga, yakni 3,19% (bruto) dan 0,98% (neto).

Intermediasi perbankan terus membaik dengan pertumbuhan kredit sebesar 5,24% (yoy) pada Desember 2021. Pertumbuhan kredit lebih merata pada semua jenis penggunaan, baik kredit modal kerja, kredit konsumsi, maupun kredit investasi, yang masing-masing tumbuh 6,32% (yoy), 4,67% (yoy), dan 4,01% (yoy).

"Permintaan kredit dari sisi korporasi terindikasi semakin meningkat. Dari sisi penawaran, perbankan menurunkan standar penyaluran kredit terutama pada sektor-sektor prioritas seiring dengan menurunnya persepsi risiko kredit," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kamis (20/1).

Pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat signifikan didorong oleh meningkatnya permintaan sejalan dengan pemulihan aktivitas dunia usaha serta dukungan program pemerintah. Bank Indonesia akan terus menempuh kebijakan makroprudensial akomodatif, baik melanjutkan kebijakan akomodatif yang telah ada maupun perluasan kebijakan makroprudensial untuk mendorong sektor-sektor prioritas dan UMKM.

Bank Indonesia akan melanjutkan digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pemulihan ekonomi dan mempercepat pembentukan ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang inklusif. Selama 2021, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.

Nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 49,06% (yoy) mencapai Rp305,4 triliun dan diproyeksikan meningkat 17,13% (yoy) hingga mencapai Rp357,7 triliun untuk tahun ini. Nilai transaksi digital banking meningkat 45,64% (yoy) menjadi Rp39.841,4 triliun dan diproyeksikan tumbuh 24,83% (yoy) mencapai Rp49.733,8 triliun pada 2022.

Baca juga: Presiden: 2022 Momentum untuk Pulih Maksimal 

Di sisi tunai, uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Desember 2021 meningkat 6,78% (yoy) mencapai Rp959,8 triliun. "Pada 2022, Bank Indonesia akan terus mendorong inovasi sistem pembayaran, menjaga kelancaran dan keandalan sistem pembayaran, serta memperkuat koordinasi antarkementerian/lembaga untuk memastikan ketersediaan uang rupiah beredar dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI," kata Perry. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya