Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Makanan Ringan Bergambar Kaesang, Dirut Garuda : Ini Kesalahan, Bukan Promosi

Insi Nantika Jelita
18/1/2022 10:14
Makanan Ringan Bergambar Kaesang, Dirut Garuda : Ini Kesalahan, Bukan Promosi
Ilustrasi(Istimewa)

Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Irfan Setiaputra buka suara soal makanan ringan bergambar ilustrasi Kaesang Pangarep yang berada di paket makanan Garuda Indonesia.

Dia mengklaim, pihaknya tidak memiliki niat mempromosikan Kaesang kepada penumpang Garuda lewat kemasan baru produk yang menampilkan ilustrasi wajah founder PT Harapan Bangsa Kita (GK Hebat) itu. "Tidak ada (niat promosi). Ada kesalahan soal itu," kata Irfan kepada Media Indonesia, Selasa (18/1).

Diketahui bahwa PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers (TAYS) yang memproduksi makanan ringan itu telah menjalin kerja sama dengan anak usaha Garuda, PT Aerofood Indonesia (Aerofood ACS) perihal penyediaan snack di paket makanan Garuda. TAYS sendiri baru menjalin kerja sama dengan GK Hebat pada awal tahun ini.

Atas hal itu, Dirut Garuda menjanjikan tidak lagi menghadirkan produk  yang menampilkan gambar Kaesang dalam paket makanan maskapai nasional itu. "Kami lagi minta ditarik produk Tricks itu untuk ganti dengan kemasan polosan. Ini pasti kita hindari soal konflik kepentingan," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi juga memberikan pernyataan perihal snack bergambar Kaesang di pesawat Garuda tersebut. "Sangat disesalkan, adanya 'penyelundupan' snack bergambar Kaesang di maskapai Garuda. Ini hal yg tidak pantas dilakukan. Sudah benar jika pihak Garuda akan segera menariknya," ungkapnya dalam keterangan tertulis.

Namun, lanjutnya, hal iini tidak cukup dengan menarik produk itu saja, tapi harus diselidiki. Misalnya siapa saja oknum yang sengaja menyediakan snack tersebut agar menjadi paket makanan dalam pesawat itu. "Harus diusut oknum pelakunya siapa, jangan sampai terulang. Mempolitisasi suatu pelayanan atau public services adalah hal yang tidak etis," sebutnya. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik