Petrokima Gresik Raih PROPER Emas Pertama 

Andhika Prasetyo
28/12/2021 23:04
Petrokima Gresik Raih PROPER Emas Pertama 
Program CSR Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi (Literasi) Petrokimia Gresik(Dok. Petrokimia Gresik)

PT Petrokimia Gresik, untuk pertama kalinya, meraih PROPER Emas, sebuah penghargaan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang ditujukan bagi perusahaan yang berkontribusi besar dalam pelestarian lingkungan. 

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo mengungkapkan capaian tersebut merupakan buah dari kerja keras yang sangat panjang. 

“Setelah lima dekade usia Petrokimia Gresik, kami bisa meraih PROPER Emas. Ini membuktikan bahwa kami adalah perusahaan yang ingin terus maju dan berkelanjutan serta membantu melestarikan lingkungan,” ujar Dwi melalui keterangan resmi, Selasa (28/12). 

KLHK memberikan penghargaan tertinggi itu atas dasar penilaian terhadap program yang digagas perseroan, yakni Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi (Literasi), sebuah program CSR yang dijalankan di Desa Sumbersari, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. 

Melalui Literasi, lahirlah skema tabungan limbah ternak yang kemudian diintegrasikan kepada Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau (AUTS/K) yang dapat melindungi usaha peternak. 

Baca juga : 47 Perusahaan Raih PROPER Emas Tahun 2021

"Limbah yang dikumpulkan diberikan ke Bank Literasi dan ditukar dengan rupiah yang dapat digunakan untuk membayar premi asuransi. Limbah itu sendiri nantinya digunakan sebagai bahan baku pupuk kompos yang dimanfaatkan untuk budidaya tanaman hortikultura," terang Dwi. 

Program tersebut menjadi solusi komprehensif, bahkan mampu memberikan nilai tambah atas segala permasalahan peternak sapi yang selama ini menjadi momok peternak dan masyarakat. 

Selain itu, ada pula sejumlah terobosan lain yang juga menjadi indikator penilaian KLHK. Contohnya, penurunan emisi Partikulat dan NH3 di Pabrik ZA I/III dengan Pemasangan The New X-Scrubber System, optimalisasi pemanfaatan Crude Gipsum sebagai produk Gipsum Pertanian guna memperbaiki kondisi tanah, Advance Washing System atau pengurangan pemakaian air baku, serta program Oyster Reef untuk perlindungan mangrove terhadap gelombang laut. 

Atas inovasi-inovasi tersebut, Petrokimia Gresik mampu menghemat biaya operasional hingga Rp258 miliar. Oleh karena itu, Dwi Satriyo menegaskan, pengelolaan lingkungan saat ini bukan lagi sebatas kewajiban, tapi sudah menjadi kebutuhan sebuah industri dalam upaya meningkatkan competitiveness. 

"Pencapaian ini memang yang tertinggi, tapi upaya pengelolaan lingkungan bukan berarti berhenti sampai di sini. Komitmen ini harus terus ditingkatkan, karena semakin baik pengelolaan lingkungan hidup sebuah perusahaan, maka semakin banyak dampak positif yang bisa diberikan maupun didapatkan,” tandasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya