Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PT Pertamina (Persero) hingga saat ini belum berencana menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. BUMN tersebut hanya mengeluarkan kebijakan mengedukasi masyarakat untuk menggunakan BBM dengan kadar oktan atau research octane number (RON) yang lebih tinggi.
"Tidak ada kebijakan hari ini yang untuk menghapuskan Pertalite. Itu tidak ada," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati usai menghadiri Penganugerahan Penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) 2021 di Istana Wakil Presiden, Selasa (28/12).
Dirinya mengakui Pertamina mendapat rekomendasi untuk mengurangi emisi karbon dengan hanya menjual bahan bakar yang punya emisi minimum 91 sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P20/Menlhk/Setjen/Kum1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang. Pertamina pun sudah membuat Program Langit Biru yang mendorong masyarakat untuk beralih dari Premium ke Pertalite yang oktannya lebih tinggi. Pertamina menjual Pertalite seharga Premium di sejumlah daerah.
Namun demikian, tambah Nicke, dengan program tersebut Pertamina tidak akan serta merta menghapus Pertalite begitu saja. Namun, perseroan akan melanjutkan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM yang ramah lingkungan dan lebih baik untuk mesin. "Pertalite masih ada di pasar tetapi kami mendorong untuk menggunakan yang lebih baik atau Pertamax agar kita bisa berkontribusi terhadap penurunan karbon emisi," ujarnya.
Program Langit Biru tersebut sudah memberikan hasil positif berupa penurunan karbon emisi. "Alhamdulillah selama dari Juni 2020 sampai dengan hari ini, karbon emisi yang berhasil kami turunkan mencapai 12 juta ton. Itu sebagai kontribusi dari masyarakat yang beralih dari penggunaan Premium ke Pertalite," pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengakui, pemerintah saat ini tengah berupaya mengatasi perubahan iklim yaitu mengurangi emisi karbon. Saat ini penurunan emisi dari kehutanan sudah di atas 400 juta ton. Namun pemerintah mengharapkan ada penurunan emisi karbon yang lebih besar dan targetnya 800 juta ton.
Baca juga: Sepanjang 2021, Pendanaan Efek Indonesia Salurkan Rp1,25 Triliun
"Kami ingin kurangi emisi karbon yang lebih besar lagi. Yang besar berikutnya dari sektor energi, dari segala aspek mulai dari bahan bakar untuk transportasi sampai listrik yang penggunaannya paling besar," ujarnya. (OL-14)
Pertamina Patra Niaga menyiapkan 1.179 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Siaga yang beroperasi 24 jam selama libur Natal dan Tahun Baru
Jika kepuasan terhadap Jokowi turun akibat keputusan BBM, publik akan mencari alternatif pemimpin yang tak terafiliasi dengan pemerintahan saat ini.
"Ada selisih Rp4.000 yang ditanggung Pertamina. Jadi yang boncos itu nanti Pertamina."
Cucho mengamankan tiga poin yang mengangkat Watford naik satu peringkat ke peringkat 18.
Dengan penggunaan BBM berkualitas, bisa membantu mengurangi efek rumah kaca dan emisi polutan udara lewat penurunan kadar NO dan NO2.
Pasalnya, masyarakat sudah beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, seperti pertalite atau pertamax.
GUBERNUR Kalimantan Timur H Rudy Mas’ud melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Samarinda,
Satreskrim Polres Brebes, Jawa Tengah, berhasil mengungkap kasus dugaan penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite (RON 90) di Desa Karangmalang, Brebes
SATUAN reserse kriminal Polrestabes Medan menyegel dan menutup satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) nagalan 14.201.135 di Jalan Flamboyan Raya, Kota Medan, Sumatra Utara.
Perusahaan minyak dan gas (migas) Shell Indonesia menaikkan harga untuk sebagian besar jenis produk bahan bakar minyak (BBM)-nya.
Masyarakat berhak mendapatkan kompensasi dari kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina (persero).
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejagung, Abdul Qohar, menegaskan bahwa siapapun yang terlibat dalam kasus ini tidak akan luput dari pemeriksaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved