Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) mencatat sepanjang 2021 telah menyalurkan pendanaan senilai lebih dari Rp1,25 triliun atau naik 24% dibandingkan dengan 2020. Peningkatan itu tidak terlepas dari pemulihan kondisi ekonomi seiring dengan melandainya pandemi.
Itu disampaikan Direktur Utama PEI Armand Eugene Richir dalam edukasi wartawan pasar modal, Selasa (28/12). Selain itu, posisi rata-rata outstanding harian sampai dengan akhir November 2021 mencapai Rp130 miliar atau naik sekitar 40% jika dibandingkan dengan rata-rata outstanding harian pada 2020 yang mencapai Rp91 miliar.
"Pendanaan Efek Indonesia juga mencatatkan nilai outstanding harian tertinggi sejak PEI beroperasional (all-time high) yaitu sebesar Rp199,73 miliar pada 6 Desember 2021, setelah posisi tertinggi terjadi pada 8 Januari 2021 senilai Rp198 miliar," kata Armand. Hingga November 2021, total operating revenue PEI mencapai Rp10,53 miliar yang berasal dari produk pendanaan transaksi margin. Angka itu meningkat 52% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,92 miliar.
Nilai saham jaminan nasabah partisipan juga meningkat menjadi Rp494,46 miliar hingga akhir November 2021. Angka ini naik 55,9% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp317,11 miliar. "Namun kami masih harus juga terus melakukan kegiatan marketing untuk dapat meningkatkan transaksi penyaluran pendanaan melalui PEI," kata Armand.
Direktur PEI Suryadi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dua lini bisnis baru yang akan dijalankan PEI pada tahun depan, yakni pendanaan Triparty Repurchase Agreement (repo) dan pendanaan Pinjam Meminjam Efek (PME). Keduanya akan memanfaatkan sistem terintegrasi yang saat ini telah dioperasikan oleh ID Clear.
Saat ini OJK tengah merevisi Peraturan OJK No.25/POJK.04/2018 tentang Lembaga Pendanaan Efek. Salah satu poin utamanya yaitu penambahan produk pendanaan yang dapat disediakan oleh PEI. "Dari perkembangan terakhir, revisi peraturan sudah di Kemenkum dan HAM. Kami mengharapkan revisi POJK tersebut akan segera terbit,” kata Suryadi dalam webinar PEI pada Selasa (28/12).
PEI menargetkan pendanaan repo akan dapat digunakan oleh partisipan PEI pada triwulan II 2022. Pendanaan melalui pinjam meminjam efek diproyeksikan akan hadir pada triwulan III 2022.
PEI menetapkan target nilai pendanaan repo di 2022 mencapai rata-rata Rp150 miliar per hari. Nilai pendanaan melalui pinjam meminjam efek ditetapkan sebesar rata-rata Rp15 miliar.
Baca juga: Pelaku Industri Properti Optimistis Bisa Bangkit di tahun 2022
Untuk pendanaan transaksi margin, di 2022 PEI menargetkan nilai rata-rata posisi outstanding harian berada di angka Rp250 miliar. Ini memperhatikan perkembangan jumlah investor, target IPO di 2022, serta proyeksi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) BEI sebesar Rp13,5 triliun. "Kami optimistis target tersebut sejalan dengan perkembangan pasar modal di 2022," kata Suryadi. (OL14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved