Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
NERACA perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada November 2021 sebesar US$3,51 miliar. Artinya, pada periode Januari-November Indonesia memiliki surplus neraca dagang US$34,32 miliar. Pencapaian surplus tersebut merupakan yang ke-19 kali secara beruntun.
"November 2021 neraca perdagangan barang surplus US$3,51 miliar. Neraca perdagangan Indonesia selama 19 beruntun membukukan surplus," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (15/12).
Torehan surplus neraca dagang pada November 2021 disebabkan karena kinerja ekspor nasional lebih tinggi ketimbang impor. Tercatat ekspor Indonesia mencapai US$22,84 miliar, dan impor tercatat sebesar US$19,33 miliar. Kinerja ekspor tersebut mengalami kenaikan 3,69% dari Oktober 2020 (month to month/mtm) yang tercatat US$20,03 miliar.
Sedangkan bila dibandingkan dengan capian November 2020 (year on year/yoy) kinerja eskpor mengalami kenaikan 49,70% lantaran nilai ekspor saat itu hanya US$15,26 miliar. Ekspor nonmigas masih menjadi kontributor utama penyumbang nilai ekspor. Pada November 2021, ekspor non migas tercatat US$21,51%, atau naik 2,40% (mtm) dan naik 48,38% (yoy). Sedangkan ekspor migas tercatat sebesar US$1,33 miliar, naik 29,95% (mtm) dan naik 74,80% (yoy).
"Peningkatan ekspor non migas terbesar pada November 2021 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$211,3 juta. Sedangkan penurunan ekspor non migas terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan nabati sebesar US$811,4 juta," terang Margo.
Sementara itu, kinerja impor pada November tercatat mengalami kenaikan 18,62% dari Oktober 2021 yang tercatat hanya US$16,29 miliar. Sedangkan bila dibandingkan dengan November 2020, nilai impor mengalami pertumbuhan 52,62% lantaran saat itu nilainya hanya US$12,66 miliar.
Kinerja impor itu didorong oleh impor non migas yang tercatat US$16,30 miliar, tumbuh 13,25% (mtm) dan tumbuh 40,79% (yoy).
Sedangkan impor migas pada November 2021 tercatat sebesar US$3,03 miliar, atau tumbuh 59,37% (mtm), dan tumbuh 178,79% (yoy).
"Peningkatan golongan barang non migas terbesar pada November 2021 terhadap Oktober adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya yang nilainya tercatat US$425,5 juta. Sedangkan penurunan terbesar ada pada serealia sebesar US$129,7 juta," jelas Margo.
Secara kumulatif pada rentang Januari-November 2021, ekspor Indonesia membukukan nilai sebesar US$209,16 miliar, atau naik 42,69% dari periode yang sama di 2020. Sedangkan nilai impor Indonesia pada periode Januari-November 2021 tercatat sebesar US$174,84 miliar, naik 37,53% dari periode yang sama di 2020. (OL-8)
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
Lonjakan ini tidak lepas dari berbagai program promosi pariwisata yang terus digencarkan, termasuk kerja sama dengan pelaku industri dan pemerintah pusat.
DATA statistik bukan sekadar angka, melainkan narasi yang membentuk persepsi dan arah kebijakan.
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Peningkatan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Jumlah penduduk miskin Jakarta bertambah dan kondisi mereka semakin memburuk.
Kenaikan angka kemiskinan di Ibu Kota Jakarta pada Maret 2025 dipicu oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan garis kemiskinan dan ketidakstabilan harga kebutuhan pokok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved