Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
SALAH satu upaya untuk meningkatkan produktivitas beras di Indonesia adalah dengan menutup kesenjangan produktivitas di Jawa dan luar Jawa melalui program intensifikasi, salah satunya adalah optimalisasi lahan.
Demikian disampaikan peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Indra Setiawan melalui siaran pers, Minggu (5/12). "Produksi beras memang mengalami peningkatan. Tetapi, sekitar 53% produksi beras nasional berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Masih terdapat kesenjangan yang besar antara produksi di Jawa dan Luar Jawa yang produksinya rata-rata di bawah satu juta ton," ujarnya.
Produktivitas beras di luar Jawa memang lebih kecil yaitu 4,58 ton per hektar, dibandingkan dengan di Jawa yang mencapai 5,64 ton per hektar. Padahal 50% lahan pertanian padi berada di luar Jawa.
Selain itu, terdapat tren penurunan luas lahan pertanian dari tahun ke tahun. BPS memperkirakan penurunan luas lahan sebanyak 141,95 ribu hektare atau turun sebesar 1,14%.Penurunan ini terjadi seiring konversi lahan akibat aktivitas pembangunan. Hal ini semakin memperlihatkan urgensi peningkatan produktivitas melalui optimalisasi lahan.
Intensifikasi lahan juga merupakan salah satu praktik pertanian yang berkelanjutan yang dapat memastikan bahwa produksi tanaman pangan tidak mengancam serta merusak lingkungan.
Peningkatan produktivitas padi melalui intensifikasi juga diperlukan untuk menjawab kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang jumlahnya semakin meningkat. Intensifikasi juga merupakaan jawaban atas tantangan keterbatasan lahan.
Rendahnya produktivitas padi nasional, salah satunya, berdampak pada harga beras di Indonesia yang masih lebih mahal dari harga internasional. Menurut PIHPS, harga rata-rata beras Indonesia pada 2020 di pedagang besar sebesar Rp10.473/kg. Sementara Bank Dunia mencatat harga beras di tingkat internasional sebesar Rp6.886/kg.
Hal ini salah satunya karena biaya produksi beras di Indonesia lebih tinggi dari negara lain, seperti Vietnam yang biaya produksinya 3 kali lebih rendah. Biaya produksi tentunya bisa ditekan dengan penggunaan teknologi pertanian yang efisien.
"Intensifikasi yang mendorong penggunaan teknologi pertanian tentu akan menjadi kesempatan untuk menurunkan biaya produksi. Penggunaan teknologi pertanian akan meningkatkan efisiensi baik sebelum maupun setelah panen," ungkap Indra.
Untuk meratakan produktivitas, penelitian CIPS merekomendasikan perbaikan akses irigasi, penggunaan pupuk kimia yang berimbang, dan penggunaan teknologi pertanian modern untuk memaksimalkan potensi lahan. Penggunaan bibit unggul juga perlu didorong dan intensifikasi lahan juga hendaknya dilakukan di wilayah yang tingkat produktivitasnya lebih rendah daripada wilayah lain di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini memperkirakan produksi beras pada 2021 sebesar 55,27 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), atau naik 1,14% dari tahun 2020. Peningkatan produksi ini harus diikuti dengan metode produksi yang efisien untuk menurunkan kehilangan padi pascapanen. (E-3)
Turunnya hujan membuka asa bisa kembali menanam padi di tengah ketidakpastian kondisi cuaca
Pupuk Kaltim membantu merancang model pertanian modern di Kelurahan Bulutana, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Indonesia kini resmi memiliki wadah kolaboratif dan strategis untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan biochar melalui dibentuknya Asosiasi Biochar Indonesia Internasional.
POLITEKNIK Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) melakukan audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di Balaikota Timoho, Selasa (8/7/2025).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan saat ini pemerintah telah siap untuk mengirimkan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 ribu ton ke Palestina.
Peruri memperkenalkan pendekatan smart farming yang memungkinkan pemantauan kondisi lahan secara real-time.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved