Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PT Xurya Daya Indonesia (Xurya) sebagai startup energi terbarukan yang mempelopori metode tanpa investasi dalam instalasi PLTS Atap semakin memperkuat kolaborasi strategis bersama kontraktor engineering, procurement, & construction (EPC).
Kolaborasi proyek panel surya ini terlihat dari meningkatnya pengerjaan proyek solar panel dan meningkatnya penyerapan tenaga kerja baru yang tidak hanya untuk teknisi, tetapi juga terciptanya berbagai jenis pekerjaan sehingga mengembangkan ekosistem Energi Baru & Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Sepanjang tahun 2021, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap yang dikerjakan Xurya mencapai 87 proyek, dengan total kapasitas terpasang meningkat sebesar 8 kali lipat dari tahun lalu.
Peningkatan kapasitas terpasang ini juga sejalan dengan penyerapan tenaga kerja di setiap proyek tersebut, yakni menyerap 20 tenaga kerja setiap 1 Megawatt proyek yang dikerjakan.
Pencapaian Xurya ini tentu tidak terlepas dari kerjasama dengan kontraktor EPC yang membantu dalam manajemen proyek.
Dalam keterangan pers, Selasa (23/11), Philip Effendy, VP of Operations Xurya Daya Indonesia mengatakan, “Setiap proyek instalasi PLTS Atap yang Xurya kerjakan tentu saja melibatkan berbagai pihak, salah satunya kontraktor EPC atau yang biasa kami sebut ‘Green Partners’ untuk membantu dalam manajemen proyek."
"Saat ini kami sudah berkolaborasi dengan lebih dari 25 kontraktor EPC, baik di dalam maupun di luar Pulau Jawa dan angka ini akan terus bertambah mengingat potensi PLTS Atap di Indonesia sangat besar dan tersebar di berbagai daerah,” jelas Philip.
Dalam praktiknya, kolaborasi antara Xurya dengan kontraktor EPC terbentuk dari berbagai jenis kerjasama proyek, diantaranya Xurya membuka peluang dalam bentuk tender untuk semua kontraktor EPC atau kontraktor EPC menawarkan proyek instalasi PLTS Atap dan Xurya yang akan membiayai proyek tersebut.
Semua bentuk kolaborasi ini menganut prinsip terbuka, kompetitif dan efisien, sehingga akan memberikan benefit bagi pihak-pihak yang terlibat.
Gian Nanda Pratama, Sr. Business Development Account Manager TML Energy, sebagai salah satu kontraktor EPC yang telah berkolaborasi dengan Xurya mengatakan, “Xurya merupakan mitra jangka panjang kami dalam menyediakan berbagai proyek PLTS Atap, sehingga membantu kami dalam mempersingkat siklus penjualan."
"Percepatan penggunaan EBT tidak hanya tanggung jawab BUMN atau pemerintah saja, tetapi juga perlu adanya kontribusi dari pihak swasta, dan sinergi ini tidak hanya berorientasi kepada profit, tetapi juga upaya untuk mempercepat penggunaan EBT di Indonesia.”
Selain TML Energy, Xurya juga telah berkolaborasi bersama kontraktor EPC lainnya baik EPC baru ataupun yang telah mengerjakan proyek secara berulang, seperti ICA Solar, Surya Energi Indotama (SEI), LEIN Power, dan lainnya.
Daftar nama kontraktor EPC ini tentu akan terus bertambah, mengingat akan semakin banyak permintaan proyek instalasi PLTS Atap dari pelaku industri maupun komersial di seluruh Indonesia.
“Kami sangat terbuka bagi kontraktor EPC yang ingin bekerjasama dengan Xurya, karena saat ini kami akan mengerjakan proyek instalasi PLTS Atap dengan total kapasitas lebih dari 300 MW hingga tiga tahun ke depan baik di dalam maupun di luar Pulau Jawa, tentu kami akan membutuhkan lebih banyak Green Partners untuk mempercepat adopsi tenaga surya di seluruh Indonesia,” tutur Philip. (RO/OL-09)
PRESIDEN Prabowo Subianto meresmikan sebanyak 55 pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tersebar di 15 provinsi, termasuk milik Medco.
Pabrik Ajinomoto di Mojokerto dan Karawang juga memperkuat penggunaan energi terbarukan melalui kerja sama dengan PT PLN (Persero) dengan memanfaatkan Renewable Energy Certificate (REC).
PLTS diprediksi memberikan peluang lapangan kerja bagi lebih 350.000 pekerja, paling tinggi di antara sektor EBT lainnya.
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dinilai berpotensi menghambat momentum Indonesia dalam merealisasikan transisi energi.
Penelitian dan pilot project perlu digencarkan untuk menyesuaikan algoritma machine learning dengan kondisi geologi Indonesia.
Seluruh sumber energi untuk menghasilkan hidrogen masih berkaitan dengan bawah permukaan bumi .Geofisika menjadi salah satu disiplin ilmu yang dapat mengidentifikasinya.
Lokapasar khusus produk rumah tangga dan gaya hidup atau home and living, Renos, menggelar Renos Fair 2025 berkolaborasi dengan Semasa Piknik.
PT Pertamina mendorong produk-produk ramah lingkungan besutan Namira Ecoprint untuk bisa menjelajahi pasar internasional melalui program UMK Academy 2025.
Inisiatif pengembangan produk baja yang efisien energi dan ramah lingkungan merupakan langkah penting dalam memperkuat daya saing industri nasional.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus menunjukkan komitmennya sebagai lembaga keuangan berkelanjutan di Indonesia.
Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2024, Indonesia sendiri menyumbang hampir 34 juta ton sampah.
Nah, itulah yang kita lakukan di Savyavasa. Jadi luxury bukan dari apa yang kita lihat, tapi orang bisa merasakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved