Kebutuhan Bahan Bangunan Meningkat, Depo Bangunan Ingin Tambah Modal Lewat IPO 

Ghani Nurcahyadi
17/11/2021 23:28
Kebutuhan Bahan Bangunan Meningkat, Depo Bangunan Ingin Tambah Modal Lewat IPO 
Suasana di salah satu gerai ritel Depo Bangunan(Dok. Depo Bangunan)

PEREKONOMIAN Indonesia menunjukkan tren membaik di tengah kesuksesan pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19. Hal itu pun turut mendorong sektor-sektor industri juga pulih usai dihantam pandemi. Salah satunya sektor properti yang juga mendorong kebutuhan bahan bangunan ikut meningkat. 

Direktur Utama PT Caturkarda Depo Bangunan, pengelola jaringan ritel Depo Bangunan, Kambiyanto Kettin, mengamini meningkatnya permintaan bahan bangunan karena sektor properti yang kembali menggeliat. Terlebih, hunian bukan hanya dibangun pengembang swasta, tapi juga pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai upaya mengurangi backlog kebutuhan hunian. 

Kebutuhan masyarakat akan bahan bangunan menurut Kambiyanto, tidak pernah surut, masyarakat membutuhkan bahan bangunan untuk memperbaiki rumahnya. Hal ini yang menjadi potensi, dengan semakin banyaknya properti baru yang muncul maka akan berkembang pula kebutuhan renovasi. 

"Sebab rumusnya jelas, kalau rumah bertumbuh ya, tentu saja renovasi juga akan bertumbuh. Kebutuhan orang jelas, sandang, pangan dan papan, kebutuhan rumah merupakan keharusan,"papar Kambiyanto. 

Melihat besarnya kebutuhan itu, Depo Bangunan pun berencana melantai di bursa saham dengan melakukan penawaran saham perdana (IPO) untuk memperkuat permodalan yang merupakan persiapan mengembangkan jumlah gerai depo bangunan di banyak Kabupaten/Kota untuk memenuhi dan membawa kelengkapan, kenyaman dalam berbelanja serta harga yang kompetitif bahan bangunan di seluruh Indonesia. 

Dalam penentuan lokasi pembangunan gerai ritel baru, Depo Bangunan nantinya juga menyesuaikan dengan pengembangan infrastruktur dan perumahan rakyat yang dibangun pemerintah. Untuk perumahan saja, Kementerian PUPR telah mengalokasikan lebih dari RP8 triliun hingga 2024 nanti. 

Baca juga : Hunian Mewah di Makassar Makin Berkembang, 31 Sudirman Suites Gelar Topping Off 

Untuk pembangunan perumahan akan diperkirakan terdiri 50.000 unit rumah susun, 25.000 unit rumah khusus, 1,5 juta unit rumah swadaya dan 500.000 unit prasarana, sarana dan utilitas perumahan. 

"Dalam hal ini tentu terjadi peningkatan permintaan akan kebutuhan bahan bangunan untuk perumahan dan permukiman, serta peningkatan kebutuhan untuk merenovasi," kata Kambiyanto. 

Dengan kondisi peningkatan proyek infrastruktur terutama pembangunan perumahan tersebut, Depo Bangunan memiliki peluang bisnis yang baik kedepannya. Bertekad IPO, PT CaturKarda Depo Bangunan memiliki asset sesuai nilai buku sekitar Rp1,2 triliun dengan 10 gerainya mulai dari Kalimalang, Tangerang Selatan, Sidoarjo, Malang, Bandung, Denpasar, Bogor, Bekasi Bandar Lampung dan Jember. 

Kambiyanto menjelaskan, 18% dana hasil IPO akan digunakan untuk meningkatkan belanja modal, baik untuk pembukaan gerai baru atau renovasi gerai lama. Depo Bangunan berencana untuk memperluas jaringan gerainya ke kota-kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah, Pulau Sumatera, dan daerah lainnya. 

Kemudian, sekita 8% dana hasil IPO akan digunakan untuk melunasi pinjaman rekening koran kepada Bank.  

"Ketiga, sekitar 41% digunakan sebagai investasi pada Entitas anak , dimana dana tersebut akan digunakan untuk penambahan gerai daerah Timur Indonesia, pengembangan SDM dan modal kerja lainnya. Dan yang  terakhir 33% digunakan untuk meningkatkan modal kerja yang mendukung operasional, antara lain pengembangan bisnis, berupa ekspansi portofolio produk, pengembangan sistem IT, pembayaran utang dagang, dan biaya operasional," ujar Erwan Irawan, Corporate Secretary PT CKDB. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya