Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Jembatani Asosiasi Petani Kelapa Sawit dan Dubes UNI Eropa, KSP Diapresiasi

Mediaindonesia.com
09/11/2021 15:55
Jembatani Asosiasi Petani Kelapa Sawit dan Dubes UNI Eropa, KSP Diapresiasi
Menteri Sekretariat Negara Pratikno (kanan) dan Kepala Staf Presiden Moeldoko (kiri) bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I(ANTARA/GALIH PRADIPTA)

MASALAH kelapa sawit memang masih menjadi salah satu ganjalan dalam hubungan Indonesia dengan Uni Eropa. Dengan berbagai alasan, uni negara-negara 'Benua Biru" itu menolak produk sawit dan turunannya.

Itu sebabnya langkah Kepala Staf Presiden, Moeldoko menjembatani dan memfasilitasi pertemuan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, mendapat apresiasi Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW).

Baca juga: Indonesia-Malaysia Fokus Kolaborasi di Bidang Kelapa Sawit

Diungkapkan Direktur Eksekutif IBSW, Nova Andika, langkah itu memberi secercah harapan bagi para petani sawit di Indonesia. “Bersyukur sekali pertemuan para petani kelapa sawit dengan Dubes Uni Eropa terjadi. Semoga ini menjadi langkah awal menjawab pertanyaan besar para petani kelapa sawit kita,” ujarnya.

Dari audiensi itu, ia menilai para petani dapat menyiapkan upaya konkret agar kelapa sawit bisa tembus ekspor Eropa. Nova menyatakan bahwa yang dipermasalahkan Uni Eropa adalah soal keberlanjutan biofuel yang berasal dari kelapa sawit, bukan pada kelapa sawitnya.

Itu berarti lanjut Nova, Uni Eropa masih membutuhkan kelapa sawit. “Toh pada akhirnya mereka juga yang sangat butuh. Hal ini terbukti terjadi kenaikan sekitar 26% pada 2020.”

“Kita juga mendukung dan sama berusaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Agar win-win solution, Uni Eropa sebaiknya memberikan knowledge transfer kepada para petani Indonesia agar dapat tembus pasar Eropa. Jika itu bisa, maka kebutuhan akan kelapa sawit Eropa akan terpenuhi dari ekspor kelapa sawit Indonesia,” terangnya.

Nova mengungkapkan bahwa sektor kelapa sawit Indonesia menjadi salah satu andalan dan dapat menambah kas masuk negara. Dia pun berharap apa yang dilakukan Moeldoko membuat geliat ekspor kelapa sawit nasional semakin naik dan menumbuhkan ekonomi nasional.

Sebelumnya, diberitakan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menerima audensi dan memfasilitasi pertemuan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket pada Senin (8/11). Pertemuan tersebut dilakukan di Gedung Bina Graha Jakarta guna mencari titik temu terkait permasalahan sawit.

Sejak 2018, Uni Eropa memang  menetapkan Renewable Energy Directive (RED) II dan menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 40%n pada 2030. Mereka juga menyebutkan bahwa proses produksi biodiesel sawit menghasilkan emisi gas rumah kaca yang besar.  

"Yang jelas langkah ini sangat penting dalam konteks ekonomi nasional dan masa depan kelapa sawit kita," ujarnya. (Ant/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya