Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Indonesia Punya PR Besar untuk Tingkatkan Daya Saing Pascapandemi

Atalya Puspa
09/11/2021 16:08
Indonesia Punya PR Besar untuk Tingkatkan Daya Saing Pascapandemi
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat(MI/hamdi jempot)

INDONESIA masih memiliki PR besar untuk meningkatkan daya saing di kancah internasional. Terlebih, di situasi pandemi covid-19, berbagai masalah yang dihadapi juga turut berpengaruh pada upaya peningkatan daya saing Indonesia.

"Kita tinggal punya waktu 24 tahun untuk 2045 menuju 100 tahun Indonesia dan Indonesia emas. Bagaimanakah kita dalam situasi yang ternyata dua tahun terakhir ada dalam kondisi yang kita duga?" kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam webinar bertajuk Daya Saing Bangsa Pascapandemi, Selasa (9/11).

Daya saing dunia, kata dia, menentukan suatu negara mengelola kompetensinya untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia mengungkapkan, di luar situasi pandemi saja, Indonesia masih memiliki rapor merah dalam hal daya saing. Berdasarkan IMD World Competitiveness Ranking 2021, Indonesia masih menempati ranking 37 dari 64 negara di dunia.

"Dari data menjelaskan bahwa berbagai macam parameter menunjukkan bahwa kondisi kita sendiri masih memerlukan banyak sekali upaya. Tapi ini harus dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk room to improve," beber Rerie.

Baca juga: Menkop UKM Dorong Ekspor Kelapa Melalui Koperasi

Untuk itu, Rerie menyatakan perlu dilakukan berbagai upaya transformasi untuk menjawab tantangan global di berbagai aspek, mulai dari transformasi sumber daya manusia.

"Dalam fase transformasi, para pemimpin harus bekerja untuk memperbarui kurikulum pendidikan dan memperluas investasi dalam keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pada pasar masa depan, secara paralel memikirkan kembali undang-undang perburuhan untuk tata ekonomi baru dan menggunakan teknologi manajemen terbaru untuk beradaptasi dengan kebutuhan tenaga kerja," jabar Rerie.

Selain itu, transformasi di bidang ekonomi juga dibutuhkan. Dalam ekonomi pasca covid-19, ketidaksetaraan internasional mulai melebar lagi. Namun, ada berita yang menggembirakan di kancah persaingan bakat global, karena sejumlah ekonomi berpenghasilan menengah menunjukkan kemajuan dan dinamika yang signifikan termasuk Indonesia.

"Prioritas-prioritas yang diperlukan untuk memulai kembali ekonomi, di luar respons langsung terhadap krisis covid-19, sambil memasukkan manusia dan bumi ke dalam kebijakan ekonomi (kebangkitan selama 1-2 tahun ke depan)," ucap dia.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga Badri Munir Sukoco mengungkapkan, terdapat sejumlah langkah untuk melakukan transformasi daya saing Indonesia pascapandemi. Pertama, industri strategis diperlukan untuk mentransformasi ekonomi Indonesia, baik di tingkat nasional dan daerah.

Selain itu, inovasi berbasis teknologi dan pengetahuan penting keberadaannya untuk transformasi ekonomi dan pengembangan industri strategis.

Selanjutnya, ekosistem inovasi yang sehat dengan dukungan universitas kelas dunia dan pemerintah daerah akan mengakselerasi trasnformasi ekonomi.

"Selain itu perlu strategic roadmap yang mengawal transformasi Indonesia menjadi negara maju 2045," pungkas dia. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya