Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PANDEMI Covid-19 harus dilihat sebagai pelajaran yang berharga dan menjadi peluang besar untuk Indonesia melangkah ke depan menuju Indonesia Emas 2045. Demikian yang menjadi kesimpulan dari diskusi webinar yang digelar oleh Ikatan Alumni Harvard di Indonesia, Harvard Club of Indonesia (HCI) bertajuk: Bertumbuh di Dunia Pasca-Pandemi: Bagaimana Indonesia Bisa Bangkit dan Berjaya? - Growing in a post-pandemic world: How Can Indonesia Thrive in The Upcoming Post-Covid World?
Diskusi hangat yang dibuka oleh Melli Darsa, President Harvard Club of Indonesia dan dipandu moderator Guillaume de Gantès, alumni Harvard Business School yang saat ini adalah Senior Partner McKinsey Indonesia tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dan sejumlah panelis pembicara, yakni Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, dan CEO of Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan pandemi Covid-19 memberikan banyak pelajaran penting bagi seluruh golongan masyarakat di Indonesia. Selain tantangan dan pelajaran berharga, pandemi juga membuka begitu banyak peluang bagi Indonesia untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami, di Kementerian Investasi, menganggap pandemi ini sebagai peluang di tengah tantangan. Kenapa saya katakan sebagai peluang, yang pertama kita melakukan reformasi terhadap regulasi kita yang tumpang tindih. Yang kedua, kita diberikan kesempatan untuk melakukan konsolidasi domestik. Kita tahu pada tahun 2020 pada saat pandemi menggoyang ekonomi global sehingga foreign direct investment ke Indonesia turun signifikan, ekonomi kita tetap relatif lebih baik dibandingkan negara lain karena kita ditopang oleh investasi domestik. Nah ini harus dilihat sebagai peluang,” kata Bahlil.
Bahlil menjelaskan, investasi memiliki peran sangat penting dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa transformasi ekonomi harus didorong untuk mengarah pada hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah. Indonesia tidak boleh dikenal dunia sebagai pengimpor bahan baku mentah.
“Saya berpendapat bahwa dalam proses menggiring kesana, penting melakukan investasi berkelanjutan, salah satu diantaranya kegiatan investasi yang berbasis ekonomi hijau dan ekonomi biru,” jelas Bahlil.
Senada dengan Menteri Investasi, CEO Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah mengatakan, pandemi Covid-19 ini telah memberikan pelajaran penting buat kita semua dengan mengekspos hal-hal yang masih perlu diperkuat di Indonesia, antara lain sistem dan layanan kesehatan, logistik dan infrastruktur, digital technology, juga kompetensi sumber daya manusia.
Baca juga : Hadapi Tantangan Era Digital, BI Lakukan Transformasi Komunikasi
“Pandemi telah mengekspos kelemahan-kelemahan kita, dan saya rasa justru ini bisa jadi kesempatan Indonesia untuk memperbaiki akar masalahnya juga memperkuat area-area tersebut dengan lebih terfokus, seperti antara lain di bidang infrastruktur kesehatan, digital economy, digital infrastructure, kemampuan SDM, dan sustainability,” jelas Ridha.
Ridha menambahkan, INA terus menggali berbagai peluang kolaborasi dengan sejumlah investor baik investor dalam negeri dan investor global untuk berinvestasi di Indonesia. Menurutnya para investor memiliki ketertarikan yang tinggi untuk berinvestasi di Indonesia apalagi Indonesia terus membenahi ekosistem investasi, kepastian regulasi, serta proses investasi yang jelas dan transparan.
“Ketertarikan investor terus tinggi untuk berinvestasi di Indonesia karena kita punya begitu banyak potensi luar biasa. Tugas kita semua adalah untuk memastikan potensi itu dapat direalisasikan. Oleh karena itu, semua elemen pelaku usaha, pemerintah, dan stakeholder terkait harus bergerak bersama menuju satu tujuan,” tutup Ridha.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Arsjad Rasjid mengatakan, saat ini Indonesia sedang menghadapi dua perang sekaligus yaitu Pandemi Covid-19 dan Ekonomi.
Untuk menghadapi kedua peperangan tersebut, Arsjad mengatakan, KADIN percaya dengan gotong royong. Gotong royong skala besar yang melibatkan berbagai elemen pengusaha, masyarakat dan pemerintah untuk melawan pandemi dan pada saat yang bersamaan menjaga serta memulihkan sektor ekonomi.
“KADIN percaya kedua perang ini dapat kita menangkan dengan gotong royong, dan dengan pendekatan gotong royong inilah kita melawan pandemi, mulai dari vaksinasi, hingga berbagai program dan aktivitas untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, termasuk membantu pada pelaku mikro dan UMKM kita untuk tetap tangguh menghadapi pandemi dan bisa naik kelas. Tentunya ini akan memperkuat strategic roadmap kita menuju Indonesia emas 2045,” jelasnya.
Arsjad menegaskan, semua elemen bangsa harus bekerja sama demi memastikan proyeksi Indonesia sebagai negara dengan ekonomi ke-7 di dunia pada tahun 2030 dapat tercapai sebagai milestone dari visi Indonesia Emas 2045.
“Menurut KADIN ada lima cara untuk merealisasikan hal tersebut, yakni: Mendorong teknologi digital untuk meningkatkan sektor pertanian; Mempercepat adopsi Industri 4.0; Membawa teknologi modern kepada pelaku UMKM; Memfokuskan program pelatihan pada kebutuhan masa depan dalam hal ini membangun rantai pasokan dan kekuatan logistik; serta Mengeksekusinya secara konsisten,” tutupnya. (RO/OL-7)
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved