Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dukung UMKM Indonesia, Indosat Ooredoo, UNDP dan Kementerian Koperasi UKM, Luncurkan Survei Kinerja Masa Pandemi

Basuki Eka Purnama
15/10/2021 05:30
Dukung UMKM Indonesia, Indosat Ooredoo, UNDP dan Kementerian Koperasi UKM, Luncurkan Survei Kinerja Masa Pandemi
Pengunjung memilih manik-manik kerajinan khas Kalimantan di Pasar Inpres Kebon Sayur, Balikpapan, Kalimantan Timur.(ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

SEBAGIAN besar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia mengalami dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat atau PPKM darurat pada tahun ini, seperti penurunan permintaan, laba, dan nilai aset pendapatan. Hal itu terungkap dalam hasil survei terkait pandemi dan praktik usaha ramah lingkungan yang diluncurkan United Nations Development Programme (UNDP), Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia, serta Indosat Ooredoo, Kamis (14/10).

Survei tersebut juga mengungkapkan hasil yang menjanjikan terkait potensi usaha ramah lingkungan di Indonesia. Sekitar 95% UMKM menyatakan minat mereka pada praktik-praktik usaha ramah lingkungan, dengan usaha milik perempuan menunjukkan minat yang lebih kuat. 

Sebanyak 90% lainnya mengatakan mereka tertarik menerapkan praktik usaha inklusif, yang merupakan komponen penting dari agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).

Baca juga: Shopee 11.11 Big Sale Dukung Kemajuan Bisnis UMKM 

Survei dilakukan secara daring dengan menyebarkan pesan singkat (SMS) berisi link survei yang dikirimkan oleh Indosat Ooredoo kepada target responden dari sektor UMKM di seluruh Indonesia. 

Sekitar 3.000 UMKM berpartisipasi dalam survei yang berisi 58 pertanyaan tentang dampak pandemi covid-19 terhadap sektor UMKM, khususnya di bulan-bulan awal pandemi pada 2020 dan selama masa pemberlakuan PPKM darurat di Indonesia pada Juli dan Agustus 2021.

Pertanyaan difokuskan pada permintaan terhadap produk, keuntungan selama masa awal pandemi pada Maret hingga Juni 2020 dan membandingkan temuan serupa selama periode PPKM darurat yang diterapkan pada Juli dan Agustus tahun 2021. 

Pertanyaan juga berfokus pada potensi usaha ramah lingkungan dan digitalisasi di Indonesia.

Survei tersebut juga menemukan beberapa UMKM mengalami kerugian lebih dari 50% antara bulan-bulan awal pandemi pada 2020 dan PPKM darurat pada pertengahan tahun 2021, khususnya di Provinsi Jawa dan Bali.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia, Teten Masduki, ikut serta menghadiri acara peluncuran laporan ini secara virtual. Teten meminta UMKM untuk mengadopsi praktik usaha ramah lingkungan serta berkelanjutan.

“Langkah-langkah mencari keuntungan yang merusak lingkungan harus kita tinggalkan. Kegiatan ekonomi termasuk produksi, konsumsi dan distribusi harus memprioritaskan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia dalam jangka panjang,” kata Teten, yang kemudian menambahkan, “Banyak pengusaha muda telah meluncurkan usaha yang menghasilkan barang-barang ramah lingkungan, kita harus terus mendukung usaha-usaha ramah lingkungan ini."

Studi itu juga mengungkapkan manfaat langsung dari digitalisasi. UMKM yang bergabung dengan platform daring untuk memasarkan produk mereka selama pandemi covid-19 mencatat permintaan yang lebih tinggi terhadap produk mereka dan keuntungan yang lebih besar, dibandingkan dengan UMKM lain yang telah menggunakan platform tersebut sebelum masa pandemi, dan mereka yang usahanya dijalankan sepenuhnya secara luring.

Walaupun pandemi membawa dampak serupa pada UMKM yang dimiliki perempuan dan laki-laki, survei mengungkapkan perempuan lebih rentan kehilangan pekerjaannya. 

Selain itu, hanya 19,7% UMKM milik perempuan yang melaporkan mencari bantuan dari program bantuan tunai dari Pemerintah (BPUM) dibandingkan dengan 26,9 persen UMKM milik laki-laki.

Berdasarkan survei, 45,2% UMKM masih beroperasi normal, 30.9% UMKM masih beroperasi sebagian  dan bahkan tidak ada yang berniat untuk menutup usaha secara permanen di tengah PPKM Darurat. 

Intervensi pemerintah juga telah mampu meningkatkan ketahanan UMKM meskipun cakupannya masih harus diperluas.

Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura meminta para pemangku kepentingan bekerja sama untuk meningkatkan sektor UMKM seiring dengan pertumbuhan ekonomi negara yang lebih baik.

“Kesempatan sekarang ada tangan kita. Kita harus menangkap peluang untuk transisi yang lebih berani menuju ekonomi hijau dengan praktik-praktik usaha yang lebih inklusif. Rilis penelitian ini menegaskan bahwa sebagian besar pelaku usaha berpengaruh di sektor UMKM sangat menginginkan adanya perubahan. Saya berharap laporan ini—dan dialog kebijakan hari ini—memberikan wawasan yang lebih tajam tentang sektor UMKM dan mendorong diskusi tentang kebijakan yang dapat membantu UMKM mengatasi tantangan mereka saat ini,” kata Shimomura.

Director & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo Vikram Sinha mencatat pentingnya percepatan transformasi digital di Indonesia.

“Kemitraan kami dengan UNDP dan Kementerian Koperasi dan UKM telah membantu kami memahami manfaat digitalisasi bagi masyarakat. Kolaborasi ini dapat membantu menginformasikan sektor UMKM tentang praktik terbaik untuk menghadapi tantangan di masa depan, berapapun besarnya. Kami bangga mempersembahkan studi bersama ini yang kami harap dapat digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk memanfaatkan peluang dalam digitalisasi dan praktik usaha ramah lingkungan,” ujarnya.

Survei tersebut merupakan studi kedua berturut-turut yang dilakukan terhadap dampak pandemi terhadap UMKM. 

Sebuah studi pada 2020 tentang dampak bulan-bulan awal pandemi mengungkapkan hasil serupa dengan mayoritas UMKM melaporkan bahwa mereka mengalami dampak parah pada permintaan dan faktor lainnya. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya