Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Melalui KWT, Kementan Genjot Produk Olahan Berkualitas Ramah Lingkungan

Mediaindonesia.com
13/10/2021 22:14
Melalui KWT, Kementan Genjot Produk Olahan Berkualitas Ramah Lingkungan
Kelompok wanita tani (KWT) mengolah hasil pertanian singkong menjadi keripik di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.(Ist)

UNTUK meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pembinaan dan pendampingan pada kelompok tani (poktan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan) serta kelompok wanita tani (KWT). 

KWT merupakan salah satu kelembagaan petani yang mana para anggotanya terdiri atas wanita yang berkecimpung dalam kegiatan pertanian. 

Melalui Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), Kementan telah melakukan pembinaan dan optimalisasi kelembagaan wanita tani melakukan kegiatan pemberdayaan pada wanita tani melalui KWT di 8 provinsi dan 76 kabupaten lokasi SIMURP. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa untuk menjadikan pertanian maju, mandiri, dan modern harus mencetak sumber daya manusia (SDM) pertanian yang berkualitas termasuk wanita taninya. 

"Keberadaan para petani juga sangat vital dalam mewujudkan pencapaian ketahanan pangan. Dalam penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan," katanya.

Mentan sangat berharap pelatihan-pelatihan yang sudah dilaksanakan dapat mendorong petani menjadi unggul, profesional dan berdaya saing. 

“Bertani itu keren ditambah lagi adanya dukungan Program CSA SIMURP yang mengajarkan banyak hal kepada petani terutama dalam mengelola pertanian yang ramah lingkungan,” tegasnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan kegiatan pemberdayaan KWT yang sudah dilaksanakan, selain bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

Pemberdayaan juga untuk meningkatkan pelayanan kepada petani khususnya anggota KWT agar usahataninya yang berbasis off farm (hilir) berkembang.

"Sehingga pendapatan dan kesejahteraan keluarganya juga meningkat dan dapat sebagai pengungkit peningkatan perekonomian di perdesaan," ujar Dedi dalam keterangan yang diterima, Rabu (13/10). 

Melalui Program SIMURP diadakan kegiatan Bimtek bagi wanita tani khususnya di lokasi Program SIMURP yaitu daerah yang mendapat aliran irigasi (DI) yang dikelola oleh pusat.

Dedi menambahkan jika KWT tidak hanya mendapatkan pelatihan saja, tapi juga fasilitasi berupa bantuan sebesar Rp20 juta dan wajib dibelikan untuk pembelian sarana (alat mesin) yang dipergunakan untuk pengembangan usaha olahan untuk meningkatkan nilai tambah.

Sri Puji Rahayu, selaku Penyuluh Pertanian Pusat, menjelaskan KWT yang mendapat Bimtek merupakan KWT pilihan, yaitu KWT yang memenuhi persyaratan dan aktif (mempunyai kegiatan rutin) serta terdaftar di Sumluhtan.

Selain itu jumlah anggotanya minimal 15 orang harus dibuktikan dengan NIK dan memiliki usaha yang dapat dikembangkan terutama usaha pengolahan hasil pertanian. 

"Dengan menumbuh kembangkan usaha olahan KWT di 8 provinsi lokasi SIMURP merupakan hal yang strategis untuk menggerakkan insan pertanian agar petani khususnya anggota KWT mampu melaksanakan kegiatan yang tidak hanya menyangkut on farm saja, akan tetapi juga terkait dengan aspek-aspek off farm agribisnisnya," ujarnya.

Sri Puji menambahkan, untuk menjaga kualitas KWT agar tidak menjadi kelompok merpati (kelompok yang aktif berkegiatan bila ada bantuan) dalam pengembangan usaha KWT, Kementan telah menetapkan beberapa prinsip. Di antaranya. KWT berada di wilayah BPP yang menjadi lokasi pelaksanaan SIMURP, wanita tani berusia sekitar 19-50 tahun atau sudah menikah.

"Juga mampu mengembangkan dan mengolah komoditas unggulan yang dapat menjadi usaha unggulan kelompok, siap dan bersedia belajar untuk mengembangkan usaha pertaniannya serta didampingi oleh penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pengembangan KWT selanjutnya," katanya.

Salah satu contoh pengembangan usaha KWT dapat dilihat di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, KWTnya telah berhasil mengembangkan keripik jamur dan telah dipasarkan melalu online maupun dijual di pasar lokal. 

Contoh lainnya lagi ada di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, KWT memanfaatan singkong yang diolah menjadi kripik singkong dan opak opak dengan pangsa pasar anak anak sekolah serta pasar lokal. 

Dari hasil olahan tersebut, para wanita anggota KWT sangat bersyukur karena banyak menerima manfaat baik secara finansial maupun sosial serta mendapat banyak ilmu dari kegiatan bimtek yang dilakukan oleh Kementan, Dinas  Pertanian serta Dinas terkait lainnya. (*)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya