Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
INVESTASI pada perusahaan digital ataupun perusahaan rintisan merupakan hal lumrah seiring tren teknologi yang berlangsung saat ini. Namun untuk membidik perusahaan teknologi digital bukanlah perkara mudah, karena mayoritas membidik kemungkinan keuntungan di masa depan.
Lippo, atas inisiasi Direktur Eksekutif John Riady telah merintis jalan investasi digital sejak lama ketika pada 2015, John mendirikan Venturra Capital yang merupakan bagian dari PT Multipolar Tbk., sebagai kepanjangan tangan Lippo dengan modal awal senilai US$150 juta.
“Investasi di awal-awal itu kecil-kecil, namun kini portofolio kami yang sudah mencapai hampir 40 perusahaan, memiliki valuasi yang berlipat-lipat,” kata John Riady dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (6/10).
Melalui kendaraan Venturra Capital, Lippo melakukan investasi mulai dari seed funding, hingga masuk dalam permodalan perusahaan rintisan teknologi yang telah mapan dan sebelum penawaran saham perdana (pra IPO).
Investasi yang dilakukan Venturra Capital tidak saja terhadap perusahaan di dalam negeri, kiprah investasi digital Lippo juga merambah ke mancanegara. Salah satu perusahaan rintisan teknologi yang ikut disokong Lippo adalah Prenetics yang berbasis di Hong Kong.
Perusahaan yang berdiri sejak 2007 tersebut bergerak di bidang laboratorium kesehatan dan beroperasi di 10 negara itu kini memiliki nilai perusahaan sebesar US$1,25 miliar, dan tengah bersiap menjadi perusahaan publik.
Prenetics kini bersiap melakukan merger dengan Artisan Acquisition Corp yang terdaftar di AS dan langkah IPO. Perusahaan gabungan dengan nilai valuasi mencapai US$1,7 miliar itu diharapkan untuk berdagang di Nasdaq di bawah simbol PRE.
Pada lain sisi, aksi korporasi itupun mengungkapkan cara pandang investasi digital ala Lippo yang dikelola John Riady. Sejak berdiri enam tahun lalu, investasi Venturra Capital telah melahirkan perusahaan teknologi yang sukses seperti Ruang Guru, Ovo, Sociola, Zilingo, ruangguru.com, Luno, Shopback, Kaodim, Sociolla, Bride Story, Fabelio hingga TADA, bahkan unicorn Grab.
Menurut John, prinsip dasar melakukan investasi kepada perusahaan rintisan teknologi menitik beratkan kepada kualitas para pendirinya.
“Mereka yang sukses kerapkali tidak memikirkan untung dan uang lebih dulu, namun gigih untuk merancang solusi teknologi untuk berbagai permasalahan di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Para pendiri perusahaan rintisan itu, kata John, tidak datang dengan model bisnis sekali jadi. Melainkan selalu berupaya menyajikan model bisnis yang fleksibel agar dapat memberikan layanan tepat guna.
“Jadi mereka itu punya mimpi mengubah hidup lebih baik, bahkan mungkin mengubah dunia, urusan untung dan uang justru belakangan,” katanya.
Oleh karena itu, Venturra Capital selalu berupaya terlibat lebih dalam untuk membantu dan mendampingi perusahaan rintisan teknologi.
“Dan itupun berbuah dengan perkembangan terkini berbagai perusahaan rintisan yang menjadi portofolio, mereka memegang peranan penting di tengah pandemi saat ini,” tegas John.
John mengungkapkan sejauh ini Venturra Capital yang jadi kendaraan investasi mengandalkan empat strategi utama. Pertama, diistilahkan sebagai early stage, yakni menjadi investor sekaligus pendamping perusahaan rintisan teknologi sejak dini, seperti yang dilakukan terhadap Grab.
Artinya, kata John, Venturra Capital ikut merancang strategi pengembangan perusahaan rintisan tersebut. “Dulu kami masuk memberikan US$50.000, sekarang valuasinya berlipat-lipat,” kata John.
Strategi kedua yaitu late stage, di mana investasi dilakukan terhadap perusahaan yang telah mapan serta pra IPO. Hal ini pula yang dilakukan Lippo dengan menyuntikan dana ke Noice, sebuah platform audio digital yang memiliki konten podcast hingga radio.
“Dengan mencapai fase ini, bermakna bahwa perusahaan rintisan teknologi ini telah mampu bersaing dan bertahan dari habitatnya yang mungkin terdapat ratusan perusahaan sejenis,” kata John.
Sedangkan strategi ketiga menitikberatkan kepada kerja sama atau kemitraan strategis dengan investor luar. “Hal inilah yang kami kembangkan dengan keberadaan Ovo, yang pada awalnya memang kami bangun untuk pembayaran digital, saat itu Grab mau ikut bekerja sama,” kata John.
Strategi terakhir yang senantiasa dilakukan Lippo yakni mengawinkan kepentingan portofolio digital ataupun kemitraan digital dengan lini bisnis konvensional yang telah dimiliki.
“Strategi ini memperkuat ekosistem digital, biar bagaimanapun tetap butuh jaringan bisnis secara fisik,” tutup John.
Saat ini Lippo cukup banyak berinvestasi di perusahaan digital, yang masih hangat adalah Gojek dan Tokopedia atau GoTo. (RO/OL-13)
PT Allianz Global Investors Asset Management Indonesia, sebuah perusahaan manajemen investasi, secara resmi mengumumkan kemitraan strategis dengan Standard Chartered Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu 23 Juli 2025, dibuka menguat 47,67 poin atau 0,65% ke posisi 7.392,41.
Para pelaku pasar makin optimistis memandang pasar saham sehingga membuka peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatannya.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat di awal pekan ini, Senin (21/7).
MAYORITAS investor pemula merasa kebingungan saat memulai saham apa yang dipilih, kapan membeli, bagaimana mengelola risiko, dan siapa yang bisa dipercaya untuk bertanya.
Tidak hanya pelaku usaha, kini banyak investor Indonesia dari kalangan muda hingga profesional mulai terjun ke berbagai instrumen investasi
Pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman tengah menjajaki kemungkinan kolaborasi dengan Grup Lippo dalam program pembangunan 3 Juta Rumah
Leads Property dalam Jakarta Property Market Insight Q3 2024 mengungkapkan, sejumlah bisnis ritel telah melakukan ekspansi sepanjang tahun ini.
Masjid Lippo Cikarang 2 memiliki luas 829 meter persegi dan dapat menampung hingga 945 jamaah, baik di area indoor maupun outdoor (plaza).
Kerja sama ini sendiri mencakup penyediaan jaringan FTTH dan layanan televisi berbasis internet atau Internet Protocol TV (IPTV).
LPCK menyediakan fasilitas-fasilitas lengkap seperti pendidikan, kesehatan, olahraga, ruang terbuka hijau, serta pusat perbelanjaan modern dan tradisional.
Pra penjualan pada Kuartal I/2024 didorong oleh permintaan yang kuat untuk proyek-proyek residensial, terutama produk hunian rumah tapak dan ruko.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved