Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
E-COMMERCE fesyen muslim Hijup meluncurkan program Hijup Growth Fund dengan pembiayaan hingga maksimal sebesar Rp100 miliar yang ditujukan kepada para pelaku usaha di industri fesyen muslim dan modest lokal di Indonesia.
Program ini mendapat dukungan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno. Menurutnya, Hijup Growth Fund selaras dengan upaya Kemenparekraf untuk menjadikan merek lokal sebagai pilihan utama masyarakat Indonesia.
Sandiaga juga menyampaikan komitmen dan dukungan pemerintah terhadap penguatan industri fesyen muslim lokal yang mayoritas merupakan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, pelaku usaha fesyen lokal harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kami yakin kualitas produk lokal sudah sangat baik dan kompetitif hingga ke pasar global," ujar Sandiaga dalam peluncuran 'Hijup Growth Fund' pada Rabu (25/8).
"Melalui inisiatif seperti yang dilakukan program Hijup Growth Fund ini, kualitas tersebut akan didukung dengan produktivitas, sehingga skala bisnis dan kesejahteraan pelaku usaha juga terus meningkat," lanjut Sandiaga.
Hijup Growth Fund sekaligus menjadi bukti dari komitmen serta konsistensi Hijup dalam mengembangan industri fesyen muslim di Indonesia selama 10 tahun ini.
Founder and Chief Executive Officer Hijup, Diajeng Lestari, mengatakan, melalui Hijup Growth Fund pihaknya berharap merek-merek fesyen muslim lokal dapat melahirkan produk yang semakin berkualitas dengan produktivitasnya yang tinggi.
Selama ini banyak merek fesyen lokal yang memiliki kualitas bagus dan diminati konsumen hingga mancanegara, namun lantaran produktivitas yang terbatas akibat minimnya modal, peluang pasar tersebut belum dapat dioptimalkan.
Baca juga: Tujuh Cara Meningkatkan Engagement Instagram untuk Bisnis
"Kami menyadari dan meyakini bahwa Hijup dapat bertahan dan menjadi besar seperti sekarang karena dukungan serta totalitas dari para pelaku usaha fesyen muslim Indonesia dengan menghasilkan karya-karya terbaiknya," ujar Diajeng.
Diajeng menjelaskan bagi pelaku usaha yang berminat mengikuti program Hijup Growth Fund mereka harus menjadi tenant dan menjual produknya di laman Hijup.
Merek itu kemudian akan melewati beberapa tahapan sebelum mendapatkan pendanaan. Misalnya mulai dari tahap pengajuan, verifikasi, persetujuan, pencairan, hingga tahap kesepakatan pengembalian dana.
Program Hijup Growth Fund menawarkan beberapa skema pendanaan. Pertama, skema 'Special Collection' yang diperuntukkan bagi merek yang berminat menciptakan koleksi produk yang akan dikolaborasikan dengan Hijup dengan nominal pendanaan hingga Rp5 miliar.
Kedua, skema 'Modal Kerja' dengan nominal hingga Rp2 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi. Terakhir, skema 'Investasi Corporate' dengan konsep Hijup akan menjadi salah satu pemegang saham brand tersebut dengan nominal pendanaan hingga Rp20 miliar.
"Pilihan skema pendanaannya akan kami sesuaikan dengan karakteristik dan kondisi brand masing-masing. Kami membuka ruang pembiayaan hingga maksimal senilai Rp20 miliar kepada satu brand jika proposal bisnis mereka mampu meyakinkan komite Hijup Growth Fund. Sebagai bagian dari program ini, kami juga akan melakukan pendampingan bisnis kepada setiap penerima dana," kata Diajeng.
Sejak disosialisasikan kepada para tenant Hijup di awal Juli 2021 ini, Diajeng mengungkapkan, banyak brand yang tertarik untuk bergabung dalam program Hijup Growth Fund.
Saat ini, Hijup sudah menyetujui dan menandatangani kesepakatan pendanaan kepada dua tenant dengan total pembiayaan senilai Rp22 miliar yakni Buttonscarves dan Puru Kambera. Per Agustus 2021, Hijup memiliki tenant lebih dari 300 merek lokal.
"Sebagai pelaku usaha digital, kami ingin menjadi bagian dari kesuksesan pemerintah mewujudkan 30 juta pelaku usaha bisa go digital pada 2023. Berbagai inisiatif dan kolaborasi akan terus dilakukan Hijup sebagai momentum percepatan bisnis perusahaan memasuki dekade yang baru," ujar Diajeng. (S-2)
Taqeeya merupakan pionir busana muslimah premium dengan dedikasinya selama 18 tahun serta meraih predikat The Best Abaya Brand pada ajang Istanbul Halal Expo 2024.
Koleksi batik ramah ibu menyusui ditampilkan di panggung peragaan busana JF3 Fashion Festival di di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading
SEBAGAI kiblat mode dan pintu gerbang budaya global, Paris menjadi daya tarik sendiri bagi warga dunia. Paris dinilai sangat potensial untuk memperkuat eksistensi fashion Indonesia.
JF3 Fashion Festival menjalin kerja sama dengan Busan Textile & Fashion Industries Association, Korea Selatan.
KETUA Gekrafs Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan
DESAINER Nila Baharuddin, kembali hadir di Jepang dengan koleksi eksklusif tas handmade. Salah satu yang menjadi sorotan utama dalam koleksinya adalah tas perpaduan makramé dan rotan.
KEMENTERIAN Ekonomi Kreatif (Ekraf) bersama dengan Volkswagen dan Maxdecal berkolaborasi menghadirkan kampanye New Buzz in Life di ajang GIIAS 2025.
Gekrafs Kampus ditantang untuk memperluas jaringan ke lebih banyak wilayah dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia secara masif dalam setahun ke depan.
Penandatanganan ini menjadi tonggak penting dalam upaya pembangunan ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif, kolaboratif, dan berdaya saing global.
Gali Potensi Ekonomi Kreatif dari Kuliner dan Perhotelan
Krisis geopolitik, perang dagang, hingga kebijakan tarif impor Amerika Serikat menjadi tantangan di tengah target pertumbuhan ekonomi.
Selain bazar, acara ini menghadirkan pelatihan Bouquet Creative yang digagas Alvin dan diikuti lebih dari 100 ibu-ibu pelaku usaha kreatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved