Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Konsumsi Rumah Tangga Tetap Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi

M. Ilham Ramadhan Avisena
23/8/2021 15:27
Konsumsi Rumah Tangga Tetap Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, di tengah masa perpanjangan PPKM.(Antara)

KONSUMSI rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Pasalnya, konsumsi yang dilakukan masyarakat berdampak pada pergerakan ekonomi dalam negeri.

Permintaan masyarakat terhadap sektor riil yang selama ini juga menjadi motor perekonomian, juga dinilai penting dalam perkembangan ekonomi.

"Tanpa adanya peningkatan permintaan dalam negeri, industri dan sektor dalam negeri itu tidak akan berkembang," ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir kepada Media Indonesia, Senin (23/8).

Baca juga: Prediksi BI, Pertumbuhan Ekonomi pada 2021 Bisa Capai 4,3%

"Strateginya bukan mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi, tetapi mendorong konsumsi yang sejalan dengan industri dalam negeri," imbuhnya.

Adapun strategi tersebut ditempuh dengan membangun industri dari hulu hingga ke hilir. Iskandar mengatakan skala ekonomi industri akan tercapai, jika konsumsi masyarakat dapat terpenuhi dari dalam negeri.

Tercapainya skala ekonomi industri yang didorong dari tingginya permintaan, lanjut dia, pada akhirnya mendorong kinerja ekspor nasional. Pemerintah juga berupaya menarik investasi ke Tanah Air. Sehingga, dilakukan perbaikan pada Ease of Doing Business (EoDB) Indonesia melalui UU Cipta Kerja.

Baca juga: DBS: Prospek Ekonomi RI Bergantung Perkembangan Pandemi Covid-19

"Pemerintah meluncurkan OSS perizinan berbasis risiko 9 Agustus lalu. Implementasi OSS akan dipercepat untuk meningkatkan investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri," jelas Iskandar.

Selain itu, pemerintah memberikan insentif fiskal berupa tax holiday bagi industri pionir dari hulu ke hilir. Harapannya, Indonesia tidak lagi hanya mengekspor hasil sumber daya alam, namun juga mengekspor barang bernilai tinggi.

Pemerintah juga memberikan tax allowance kepada industri yang memiliki nilai besar, serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. "Selanjutnya, pembangunan kawasan ekonomi khusus untuk menciptakan aglomerasi industri dengan cost per unit yang murah. Ditambah membangun industri 4.0 dan training SDM," pungkasnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya