Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Duh, Chairul Tanjung Rugi Rp10 Triliun di Garuda

Insi Nantika Jelita
15/8/2021 14:21
Duh, Chairul Tanjung Rugi Rp10 Triliun di Garuda
Chairul Tanjung(Antara/Wahyu Putra)

KISAH pilu Garuda Indonesia tidak hanya datang dari para pilot dan karyawan Garuda lainnya yang harus menerima pemotongan gaji atau dirumahkan.

Pemegang saham Garuda juga memiliki kepahitan tersendiri. Nilai investasinya di saham Garuda merosot tajam sehingga menimbulkan potensial lost cukup besar. Seperti yang dialami oleh Chairul Tanjung atau CT. 

Bos Trans Corp itu  memiliki  kepemilikan saham di Garuda melalui PT Trans Airways sekitar 28,26% atau 7,31 miliar lembar saham.

CT membeli saham Garuda dengan nilai US$350 juta atau setara Rp5,075 triliun bila dihitung dengan kurs rupiah saat ini Rp14.500. Namun perlu diketahui, saat membeli saham Garuda sembilan tahun silam, kurs rupiah berada di level Rp8.000. Sehingga bila dihitung dengan kurs sekarang ada potensial lost Rp2,3 triliun dari selisih kurs.

Saat ini ekuitas Garuda menyusut hingga minus Rp30 triliun. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa investasi CT  sebesar Rp5,1 triliun itu sudah menjadi nol nilainya. 

Dengan ditambah perhitungan bunga 4% per tahun sebagai opportunity lost yang bisa dinikmati CT bila tidak menginvestasikan uangnya di Garuda, kerugian CT bertambah sekitar US$126 juta atau Rp1,8 triliun.

Dengan memasukkan nett present value (NPV) dari investasi awal US$350 juta, akhirnya bisa disimpulkan potential lost CT dapat mencapai angka Rp10 triliun.  Sebuah angka yang cukup besar. Belum lagi bila pada nantinya jumlah saham CT terdilusi atau dia harus mengeluarkan setoran dana tambahan menutupi kerugian Garuda.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2020 Garuda Indonesia pada Jumat (13/8) lalu, Dua perwakilan CT di Garuda, yakni Peter Gontha dan Dony Oskaria diberhentikan jabatannya dari maskapai nasional itu. Dony sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Garuda.

Namun adik kandung CT, Chairal Tanjung masih berada di jajaran komisaris Garuda. Nama komisaris lainnya yang juga diberhentikan ialah Triawan Munaf, Elisa Lumbanto dan Zannuba Arifah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, susunan baru pengurus perseroan telah ditetapkan melalui Kementerian BUMN selaku pemegang saham Seri A Dwiwarna.

Sejalan dengan hal tersebut, Irfan mengatakan, Garuda akan terus melakukan optimalisasi kinerja usaha melalui improvement pada aspek likuiditas, efisiensi biaya operasional, serta restrukturisasi kewajiban sebagai penentu keberlangsungan strategi pemulihan kinerja Garuda Indonesia pada tahun-tahun mendatang.

“Dapat kami sampaikan bahwa upaya menuju pemulihan kinerja akan berlangsung lebih lama dari yang kita perkirakan bersama. Kami percaya langkah transformasi kinerja merupakan sebuah keniscayaan yang akan terus kami akselerasikan secara berkesinambungan," ungkapnya dalam siaran pers, Jumat (13/8).

Dalam laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Sabtu (17/7), Garuda tercatat mengalami kerugian sebesar US$2,5 miliar atau Rp36,2 triliun pada tahun lalu akibat pandemi. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, Garuda membukukan pendapatan sebesar US$1,49 miliar. Angka tersebut merosot tajam dibanding sebelum terdampak pandemi atau pada 2019 yang mencetak pendapatan US$4,57 miliar. (Ins/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya