Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pelaku Usaha Pertanian Harus Pahami Kemauan Pasar Global

Andhika Prasetyo
08/8/2021 23:30
Pelaku Usaha Pertanian Harus Pahami Kemauan Pasar Global
Petani menunjukkan bibit tanaman edamame(Antara/Seno Soegondo)

KEPALA Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Bambang mendorong para pelaku usaha agrikultur untuk melakukan terobosan demi meningkatkan kapasitas ekspor.

Sedianya, selama pandemi, kinerja penjualan produk pertanian ke luar negeri sudah sangat baik. Pada 2020, ketika sektor lain mengalami kegagalan akibat pandemi, pertanian mampu tumbuh 1,75%. Bahkan, pada kuartal pertama 2021, angkanya terus menanjak menjadi 2,95%.

Namun, Bambang meminta pelaku usaha tidak berpuas diri. Inovasi pengembangan dan produksi harus terus ditingkatkan untuk semakin meningkatkan ekspor ke depan.

"Para petani dan pengusaha harus mengerti apa keinginan pasar global. Mereka harus bisa meyesuaikan agar ekspor semakin besar dan harga menjadi kompetitif," ujar Bambang melalui keterangan resmi, Minggu (8/8).

Adapun, PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) mengaku telah memahami apa yang menjadi keinginan pasar internasional. Karena itu pula, mereka pada tahun ini sudah memulai ekspor perdana ke Jepang dengan volume 42 ton.

Presiden Direktur GMIT Erwan Santoso mengungkapkan masyarakat Negeri Sakura sangat menyukai edashi atau edamame beku, mukimame atau edamame kupas dan okra beku. Sementara, di Indonesia, produk yang banyak dijual adalah edamame segar.

“Tren pasar ekspor edamame sangatlah bagus. Jika bisa menyesuaikan permintaan pasar, kita pasti bisa masuk ke sana. Bahkan di saat pandemi ekspor tidak jadi masalah," ujar Erwan.

Selain menjual langsung ke luar negeri, GMIT juga banyak memasok edamame ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia yang banyak dikunjungi turis asing terutama asal Jepang.

"Jakarta, Surabaya, dan Bali menjadi prioritas. Perusahaan dapat menjual ratusan ton edamame ke berbagai kota besar karena banyak wisatawan terutama asal Jepang yang mengunjungi daerah-daerah itu,” tuturnya.

Baca juga : Kutukan Sumber Daya Alam Kaya Hambat Ekonomi

Erwan mengatakan GMIT memiliki kapasitas produksi hingga 6.000 ton per tahun. Mereka telah menerapkan standar internasional dengan memperhatikan food safety, food quality, dan traceability. 

Selain itu, perusahaan juga menjalin pola kemitraan yang dimaksudkan mengubah perilaku petani dari cara konvensional menuju pertanian berbasis standar global sehingga dicapai hasil sesuai spesifikasi pembeli. 

"Dalam program ini, GMIT memberikan dukungan berupa teknik budidaya edamame, bantuan modal, dan jaminan pasar," jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta seluruh pihak melanjutkan tren positif sektor pertanian di masa pandemi. 

"Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kita harus membangun kemandirian pangan Indonesia dan kesejahteraan petani harus bisa meningkat secara signifikan," ujar Jokowi.

Kepala negara menekankan bahwa pertanian bukan hanya kegiatan yang berkutat pada cocok tanam saja. Lebih dari itu, pertanian adalah usaha yang mencakup banyak potensi di sisi hilir.

Berbagai hasil panen bisa diolah menjadi produk-produk unggulan yang diminati pasar tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

"Sudah berkali-kali saya sampaikan, petani dan kelompok tani jangan hanya bergerak di hulu saja tapi juga harus mulai masuk ke tahap hilir, tahap pengolahan pasca panen, sampai ke packaging dan trading. Karena di sisi inilah keuntungan terbesar akan diperoleh," tegas mantan wali kota Solo itu. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya