Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Komite II DPD RI Dukung Kementan Substitusi Tepung Terigu dengan Ubi Kayu

Mediaindonesia.com
14/7/2021 21:05
Komite II DPD RI Dukung Kementan Substitusi Tepung Terigu dengan Ubi Kayu
Ubi kayu memiliki potensi besar dalam industri produk makanan nasional.(ANTARA)

ANGGOTA Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI utusan Sumatera Barat, Emma Yohanna mendukung upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengembangkan makanan lokal, terutama produk olahan yang berbahan dasar ubi kayu sebagai makanan lokal sehat dan berkualitas.

Menurut Emma, sejauh ini ubi kayu memiliki potensi besar dalam industri produk makanan nasional. Selain sehat, makanan ini juga memiliki cita rasa tinggi yang bisa diolah menjadi berbagai macam produk siap saji.

"Sekarang Konsorsium Bisnis di Minangkabau (Smatera Barat) memulai membuat mie Minangkabau yang semua bahan bakunya terdiri dari mocaf (singkong)," ujar Emma, Selasa, 13 Juli 2021.

Meski demikian, kata Emma, produsen makanan olahan lokal di Sumbar masih dikerjasamakan dengan perusahan di Jawa Tengah. Namun, ke depan, bukan tidak mungkin akan lahir unit-unit usaha dari pelosok desa.

"Industri atau pabrik mocaf itu belum ada di Sumbar, baru akan ada tahun depan direncanakan keperluan awal itu 500 hektare. Kalai saat ini masih kerja sama dengan Jawa Tengah," katanya.

Sebagai informasi saja, produk olahan makanan Minangkabau saat ini berupa mie instan yang memiliki varian rasa gulai tunjang dan gula cingcang. Sisanya juga ada varian rasa rendang.

Sebelumnya Anggota Komite II lainnya Stefanus Liow juga mengapresiasi upaya dan kerja keras jajaran Kementan terhadap peningkatan produksi pangan, baik lokal maupun nasional. Menurut Stefanus, kinerja tersebut sangat luar biasa kareana memiliki kontribusi besar terhadap perbaikan ekonomi nasional.

"Selain makanan lokal, yang juga menjadi perhatian saya saat ini adalah banyaknya usulan dari rakyat untuk mengembangkan bunga Krisan sebagai bunga yang berpotensi ekspor. Terutama ke Jepang," tutupnya.

Senada, Guru Besar Universitas Jember, Prof. Achmad Subagio mendukung gerakan diversifikasi pangan lokal sebagai kekuatan dalam membangun sektor pertanian masa depan dan bisa dimulai melalui olahan ubi kayu karbohidrat seperti singkong.

"Kita tau ada mocaf dari bahan dasar songkong. Kemudian ada gaplek dan tapioka yang juga sama-sama dari singkong. Belum lagi akar dan daun yang bisa digunakan untuk olahan kimia dan maknan lainya," katanya.

Subagio mengatakan, komoditas singkong memiliki potensi bisnis yang sangat luar biasa, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasar ekspor untuk prodak olahan mocaf. Bahkan Menurut Subagio, singkong adalah kekuatan sekaligus karakter produk makanan bangsa Indonesia.

"Singkong itu sangat luar biasa sekali karena dari singkong kita bisa memiliki kekuatan sebagai sebuah bangsa. Bahkan produk kimia saja bahan bakunya dari akar singkong," katanya.

Di sisi lain, lanjut Subagio, komoditas singkong merupakan komoditas yang paling kuat terjangkit hama, sehingga setiap kandungan nutrisinya tetap terjaga dengan baik. Apalagi jika diperkuat dengan pupuk sebagai penyubur tanah.

"Sebenarnya kalau kita lihat risiko kehilangan nutrisi singkong itu paling rendah jika dibandingkan dengan tanaman lainnya," katanya.

Ketua Masyarakat Singkong Indonesia, Arif Lambaga mengatakan bahwa produk olahan singkong adalah jati diri bangsa yang memiliki potensi ekonomi cukup besar. Terutama dalam menghidupkan ekonomi keluarga.

"Sebab singkong bisa ditanam di lahan-lahan sempit seperti pekarangan rumah. Saya kira ini sudah seusia dengan program pemerintah yang telah menyinergikannya melalui gerakan diversifikasi pangan lokal," tutupnya. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya