Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
KOORDINATOR Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menilai terpilihnya Indonesia sebagai perwakilan Asia sebagai anggota Dewan Badan Pangan Dunia (FAO) 2021-2024, menjadi momentum dalam menguatkan sistem pangan nasional.
"Ini tentu saja kabar yang sangat baik dan tentu saja menjadi momentum bagi kita untuk memperkuat ketahanan pangan pada level nasional maupun dunia," kata Said kepada wartawan, Selasa (22/6).
Baca juga: Kalender Libur Bursa Efek Indonesia 2021 Bergeser
Pada sidang ke-42 Konferensi FAO yang diselenggarakan secara virtual, 14-18 Juni 2021, Indonesia dinominasikan oleh Filipina dan India mewakili Grup Asia bersama dengan 5 negara anggota lainnya, yaitu Bangladesh, Filipina, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan (Korsel). Said pun beranggapan, Indonesia memiliki peran penting sehingga bisa terpilih sebagai anggota dewan tersebut.
"Indonesia aktor penting untuk mendorong perubahan paradigma pembangunan pangan dari ketahanan menjadi kedaulatan pangan sebagaimana dimandatkan undang-undang pangan," ucapnya.
Dia menyampaikan, dengan menjadi anggota dewan FAO, maka upaya penguatan kebijakan dan sistem pangan di level nasional bisa lebih cepat dilakukan dengan adanya kebijakan pada level global terutama di United Nations atau PBB, seperti FAO.
"Salah satu transformasi yang penting adalah mendorong negara-negara memperkuat ketahanan pangan. Indonesia sendiri harus mengoptimalkan potensi pangan lokal. Dengan demikian ketahanan pangan pada level regional dan global menjadi lebih resilien," jelas Said.
Dia menambahkan, dengan menjadi anggota dewan FAO, Indonesia dapat membuka peluang besar untuk melakukan koreksi sekaligus berkontribusi pada kebijakan FAO itu sendiri dan pada transformasi sistem pangan kedepan sehingga tujuan akhir ialah memenuhi hak atas pangan setiap orang.
"Perubahan kebijakan dan sistem pangan yang lebih kuat menjadi keniscayaan di situasi saat ini. Covid-19 secara nyata mengguncang ketahanan pangan nasional dan global," tandas Said.
Diketahui, pada 2019 Indonesia masuk lima besar eksportir pertanian terbaik di dunia. Hal ini berdasarkan data dari hitungan ekspor dan jumlah lahan yang dilansir dari FAO, Investopedia, Indexmundi, BPS dan sumber lainnya.
Dari data indexmundi, Indonesia disebut memiliki jumlah lahan pertanian sebesar 570 ribu kilometer persegi. Total nilai ekspor komoditas pertanian pun pada 2015 mencapai Rp403,8 triliun. Pada 2018 ekspor Indonesia mencapai US$ 29,21 miliar. Adapun, akumulasi ekspor Indonesia sejak 2015 hingga 2018 mencapai Rp1.764 triliun. (OL-6)
Di Kabupaten Garut sudah ada 10 Polsek yang lebih dulu menjalankan kolaborasi dengan Bulog terutama dalam penyediaan beras SPHP.
Festival Pangan dan Cipta Menu Bergizi di Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali.
Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin yakin bahwa literasi soal pangan akan membantu membangun ekosistem pangan yang berkelanjutan.
"Pengakuan adalah pondasi penting dari upaya perlindungan dan pemajuan hak Masyarakat Adat,"
Peternak memanen telur ayam di Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Kemampuannya tumbuh di berbagai jenis tanah dan ketahanannya terhadap kondisi cuaca ekstrem menjadikannya pilihan ideal untuk daerah rawan pangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved