Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ekspor Indonesia Tumbuh 20% pada Maret 2021

M. ilham Ramadhan Avisena
15/4/2021 22:20
Ekspor Indonesia Tumbuh 20% pada Maret 2021
Suhariyanto(Antara)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada Maret 2021 sebesar US$18,35 miliar, naik 20,31% dari bulan sebelumnya (month to month/mtm) yakni US$15,26 miliar. Bila dibandingkan dengan Maret 2020 (year on year/yoy) yang tercatat US$14,07 miliar, maka terjadi peningkatan hingga 30,47%.

“Secara bulanan pertumbuhannya adalah 20,31%, sementara tahunan ekspor pada Maret 2021 ini naik sebesar 30,47%. Pertumbuhan yang sangat menggembirakan, dua digit, baik secara mtm maupun yoy. Total nilai ekspor pada Maret 2021 ini juga merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2011 yang tercatat US$18,64 miliar,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (15/4).

Dia menambahkan, secara bulanan, kenaikan ekspor terjadi karena naiknya nilai ekspor migas sebesar 5,28% dari US$0,86 miliar di Februari 2021 menjadi US$0,91 miliar di Maret 2021. Peningkatan juga terjadi pada ekspor non migas yang tercatat pada Maret sebesar US$17,45 miliar, naik 21,21% dari Februari 2021 yang hanya US$14,40 miliar.

Bila dlihat secara tahunan, kenaikan nilai ekspor juga disebabkan karena naiknya nilai ekspor migas dari US$0,65 miliar pada Maret 2020 menjadi US$0,91 miliar di Maret 2021, naik 38,67%. Sama halnya dengan ekspor non migas yang tercatat mengalami kenaikan 30,07%, dari US$13,41 miliar pada Maret 2020 menjadi US$17,45 miliar di Maret 2021.

“Pertumbuhan ekspor pada Maret 2021 ini sangat bagus sekali dan tentu kita berharap bahwa pertumbuhan tinggi ini akan tetap terjadi di bulan-bulan berikutnya,” ujar Suhariyanto.

Selain migas, kata dia, tiga sektor utama lainnya juga mengalami peningkatan ekspor pada Maret 2021, baik secara bulanan maupun tahunan. Pertanian misalnya, mengalami kenaikan sebesar 27,06% (mtm) dan 25,04% (yoy) dengan nilai eskpor US$0,39 miliar.

“Pertanian, secara mtm eskpor sektor pertanian ini tumbuh 27,06% dan ada beberapa kooditas yang mengalami kenaikan ekspor cukup besar seperti sarang burung, tanaman obat, rempah, cengkeh, tembakau dan lada putih. Kalau secara tahunan, pertumbuhan ekspor pertanian juga tumbuh tinggi sebesar 25,04%. Beberapa produk pertanian yang naik cukup besar secara yoy adalah tanaman obat, rempah, sarang burung dan hasil hutan bukan kayu lainnya,” jelasnya.

Lalu sektor industri pengolahan mencatatkan peningkatan ekspor 22,27% (mtm) dan 33,45% (yoy) dengan nilai ekspor sebesar US$14,84 miliar. Kemudian sektor pertambangan dan lainnya yang tercatat mengalami pertumbuhan ekspor 13,68% (mtm) dan 11,93% (yoy) dengan nilainya mencapai US$2,22 miliar.

Suhariyanto bilang, komoditas utama penyebab naiknya ekspor Indonesia ialah karena adanya kenaikan ekspor minyak kelapa sawit, besi dan baja, kimia dasar organik yang bersumber dari minyak. Naiknya permintaan atas komoditas nasional diharapkan terus terjaga untuk mendukung perbaikan kinerja ekonomi.

Sebab, secara kumulatif di triwulan I 2021, ekspor Indonesia terbilang cukup baik. Tercatat nilainya mencapai US$48,90 miliar. Angka itu naik 17,11% bila dibandingkan dengan periode sama di 2020 yang hanya US$41,76 miliar.

“(secara kumulatif) Ekspor Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu 17,11% (yoy). Catatannya, ekspor terbesar masih didominasi oleh lemak dan minyak hewan nabati, lalu disusul oleh bahan bakar mineral,” pungkasnya. (OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya