Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PERNYATAAN Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak melakukan impor beras hingga Juni 2021 bisa membuat suasana pasar mereda setalah gonjang-ganjing isu impor 1 juta ton.
Anggota Komisi IV Fraksi NasDem Charles Meikyansyah mengatakan, pernyataan tersebut merupakan respon yang sangat tepat dan penting dilakukan oleh presiden untuk isu rencana impor beras 1 juta ton.
Pernyataan presiden tersebut juga menjadi kabar gembira bagi petani. "Dengan pernyataan presiden yang tepat itu menurut saya akan meredakan suasana pasar yang sempat gonjang-ganjing," kata Charles kepada Media Indonesia, Sabtu (27/3).
Alasannya ada efek psikologis yang ditimbulkan dengan wacana impor beras itu. Artinya bisa melihat pasar merespon dengan sangat cepat dan yang terkena efek langsung adalah petani.
"Petani yang merasakan langsung dan tiba-tiba mereka sedang melakukan panen raya Maret-April ini terkena imbas atas informasi rencana impor itu. Sehingga dengan adanya statement (pernyataan) Presiden Jokowi bahwa tidak ada impor sampai pengkajian ulang pada Juni 2021 itu merupakan keputusan yang sangat tepat, cepat, dan penting merespon kondisi pasar," jelas Charles.
Baca juga : Indonesia Tidak Perlu Impor Beras Sepanjang 2021
Selain itu, jika dilihat dari stok beras sampai Mei 2021 antara kebutuhan tiap bulan masih ada selisih yang sangat aman untuk tidak melakukan impor sampai Mei 2021.
Jika Juni ini kembali dipelajari atau dikaji ulang untuk impor atau tidak, ini kebutuhan yang sangat tepat atas kesimpangsiuran informasi kemarin.
Charles juga menilai pernyataan presiden juga sebagai tantangan bagi Kementerian Pertanian dan lembaga negara yang lain untuk benar-benar meningkatkan dan menjaga ketahanan pangan.
Sehingga wacana impor diberlakukan Juni mendatang itu tidak menjadi alasan karena stok di Perum Bulog masih surplus. (OL-7)
PEMERINTAH mengklaim berhasil mencetak tonggak sejarah baru dalam penguatan ketahanan pangan nasional.
Wamentan Sudaryono mengungkapkan bahwa ada beberapa pihak yang ingin Indonesia mengimpor beras di saat produksi beras yang saat ini sudah cukup tinggi.
PRESIDEN Prabowo Subianto menyebut ada sejumlah negara yang berminat membeli beras produksi Indonesia..
Perlu upaya serius serta strategi yang tepat untuk meningkatkan produksi bahan pangan dalam negeri agar dapat mengurangi volume impor dan mewujudkan swasembada pangan.
Beras dari beberapa negara mulai turun dari sekitar US$540-US$590 dan turun lagi hingga US$430-US$490 per metrik ton.
Presiden Prabowo Subianto berencana untuk tidak mengimpor beras di 2025. Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved