Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Tidak Ada Impor Beras pun Penghasilan Petani Indonesia Minim

M. Iqbal Al Machmudi
24/3/2021 14:40
Tidak Ada Impor Beras pun Penghasilan Petani Indonesia Minim
Ilustrasi(dok.mi)

ANGGOTA Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika menilai jika melihat data dan perhitungan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa adanya impor atau tidak, pendapatan petani Indonesia sangat rendah.

"Meski harga gabah dinaikkan 2 kali lipat pun tidak berpengaruh banyak. Jadi bisa dibayangkan produksi padi Indonesia didominasi oleh petani yang lahannya sedikit," kata Yeka dalam konferensi pers; Polemik Impor Beras, Rabu (24/3).

Setelah itu, rata-rata usia petani Indonesia 50% di atas 50 tahun dan 63% pendidikannya tidak tamat SMP. Dengan begitu petani mengalami demotivasi sehingga susah berkembang.

Ombudsman juga melihat bahwa kebijakan impor beras dan tata kelola stok pangan di Indonesia masih menyisakan beberapa permasalahan yang berpotensi mengandung maladministrasi di dalamnya.

Berdasarkan data sensus BPS pada 2018 total rumah tangga pertanian kita berjumlah 27.682.117 rumah tangga petani dan sebanyak 47,52% atau sekitar 13,16 juta adalah rumah tangga petani padi.

"Jadi populasi petani padi hampir 50%. Kalau setiap anggota rumah tanggap petani memiliki 4 anggota keluarga maka sekitar 60,2 juta penduduk Indonesia memiliki relasi mata pencaharian usaha petani padi. Artinya kebijakan yang salah akan berdampak pada kesejahteraan mereka," ujar Yeka.

Selain itu, berdasarkan data sensus 2013 bahwa rata-rata lahan per rumah tangga petani di Indonesia hanya 0,66 hektare. Bahwa pendapatan petani permusim tanam adalah Rp4,95 juta/per hektare atau per bulan sekitar Rp1,25 juta/bulan.

"Rata-rata petani kita memiliki 0,66 hektare artinya pendapatan petani per bulan tidak lebih dari Rp800 ribu per bulan. Jika dibedah lagi maka 60% dari petani hanya menguasai 1.000 meter persegi artinya pendapatan tidak lebih dari Rp150 ribu per bulan," ungkapnya.

Dengan demikian instrumen yang paling tepat untuk meningkatkan kesejahteraan adalah bukan peningkatan harga melainkan peningkatan skala usaha. "Sehingga harga beras bagus pun kondisi petani kita seperti itu," pungkasnya. (OL-13)

Baca Juga: Pemerintah Diminta Tinjau Ulang Rencana Impor Beras



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya