Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PANDEMI covid-19 mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia, menjadi minus pada 2020 lalu. Meski demikian, Indonesia tetap optimistis pada 2021 ini pertembuhan ekonomi nasional akan mencapai 4%-5%.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memaparkan berbagai program yang telah disiapkan pemerintah untuk menggairahkan ekonomi nasional dalam perbincangan dengan Ketua Dewan Redaksi Media Group Usman Kansong pada program Indonesia Bicara, Kamis (4/3).
Berikut petikannya.
Bagaimana dengan kondisi perokonomian Indonesia?
Semua negara gagap (menghadapi covid-19), belum ada model bagaimana cara mengatasi keadaan ini. Karenanya, setiap negara punya inisiatif sendiri dan kita menyadari begitu besar dampaknya sehingga sejak 2020 kita melakukan refocusing program menjadi tiga program. Pertama ialah penanganan covid-19, kedua penanggulangan sosial, dan ketiga mengembalikan pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu, dilakukan juga realokasi anggaran untuk tiga fokus ini. Selain itu, ada juga restrukturisasi kredit dan memudahkan investasi nasional. Terakhir, selain menerapkan protokol kesehatan, PSBB, dan PPKM, juga sejak Januari 2021 kita lakukan vaksinasi. Ini diharapkan jadi game changer untuk selesaikan covid-19.
Dari upaya ini, ternyata memang menoreh hasil pada kuartal II 2020 (pertumbuhan ekonomi Indonesia) terkontraksi 5,29%, di akhir 2020 kita hanya terkontraksi 2,07%. Artinya ada kenaikan 3%. Memang kita masih minus, tapi dibanding negara lain kita masih bagus. Seperti Singapura, India, itu masih 4%. Amerika saja, negara besar, minusnya 3% sampai 3,5% dan Jerman minusnya 4%. Mungkin yang tidak minus Vietnam, China, dan Taiwan. Lainnya semua minus, bahkan Filipina itu minus 9%. Kita masih mengalami pertumbuhan (ekonomi).
Maka dari itu, kita harapkan di 2021 ini kita sudah tidak lagi minus, bahkan kita perkirakan tumbuh 4% sampai 5%.
Bagaimana dengan program perlindungan sosial di 2021?
Pada 2021 ini kita lakukan banyak perbaikan, khususnya untuk menangani pandemi ini. Untuk program bantuan sosial, jumlah program yang tadinya banyak akan digalakkan menjadi tiga program saja. Program tersebut ialah PKH (Program Keluarga Harapan), Bantuan Pangan Nontunai, dan Bantuan Sosial Tunai.
Selain itu, kita juga lakukan sinkronisasi jadwal pelaksanaan data penerima manfaat bansos dari Kementerian Sosial dan Kementerian Desa. Memang yang diperbaiki programnya dan penerima sasarannya. Besar bantuan juga tadinya Rp250 ribu menjadi Rp300 ribu. Diberikannya juga dalam bentuk tunai, tidak barang, karena barang itu menyiapkannya agak lama. Kalau tunai, penerima manfaat ini dapat memanfaatkan untuk membeli di warung sekitarnya. Jadi ada dampak ekonominya juga. Lebih manfaat dan lebih cepat sehingga dengan tunai itu lebih bisa dirasakan oleh penerima manfaat, juga masyarakat sekitar yang punya warung.
Bagaimana dengan program padat karya?
Saya kira program infrastruktur itu menjadi program yang sejak 2018 dan 2020 itu selalu ditingkatkan. Jadi, di 2021 juga pasti ditingkatkan. Walaupun di 2020 sudah terjadi perbaikan ekonomi, itu belum tentu bisa menyerap tenaga kerja kita. Tenaga kerja kita begitu besar. Akibat pandemi juga banyak yang kehilangan pekerjaan, mereka kembali ke desa dan juga banyak yang menganggur. Apalagi, tenaga kerja kita tiap tahun bertambah 2,5 juta.
Oleh karena itu, program padat karya terus kita galakkan. Bahkan, di tahun 2021 itu ditingkatkan (anggaran) menjadi kalau tidak salah Rp27,33 triliun khusus program pada karya.
Banyak yang menilai program kartu prakerja perlu perbaikan, bagai menurut Anda?
Jadi, ini memang pernah dihentikan atas rekomendasi KPK dan dilakukan perbaikan. Baik dari mereka yang diterima maupun kriteria para peserta kartu prakerja.
Ada perkiraan bahwa kegiatan ekonomi dan produksi pascapandemi butuh SDM yang lebih baik. Karena itu, tenaga kerja kita belum tentu bisa bertransformasi dengan perubahan itu. Maka, pelatihan itu atau retraining atau rescaling harus terus kita kembangkan, baik dari tahun 2020 maupun 2021. Jadi, tahun 2020 itu kita anggarkan Rp20 triliun untuk 5,48 juta (peserta). Di 2021, awalnya hanya dianggarkan Rp10 triliun, tapi kemudian ditingkatkan menjadi Rp20 triliun. Insya Allah sampai 2022 pun ini terus dilakukan.
Bagaimana dengan daya beli masyarakat?
Memang kalau kita lihat dari berbagai komponen, ada tiga komponen yang bisa menopang pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) kita. Pertama, konsumsi masyarakat sebesar 47%, investasi 31% dan terakhir belanja pemerintah (22%). Oleh karena itu, tiga komponen ini harus didorong untuk memberikan pertumbuhan lebih baik kepada masyarakat. Sekarang ini, 2021 (pertumbuhan ekonomi diprediksi) 4% sampai 5% dan di 2022 5% sampai 6%.
Konsumsi masyarakat tingkat bawah itu lumayan karena adanya bansos dan pertumbuhan (konsumsi) menjadi 80%. Namun, untuk kelas menengah ini memang masih di bawah 60%, mereka masih menahan. Jadi, untuk membuat mereka punya kepercayaan diri untuk melakukan konsumsi ada dua hal. Pertama, kita kasih stimulan, misalnya di bidang otomotif diberikan PPnBM 0%, kemudian ada juga untuk properti dan pembelian kendaraan bermotor tanpa uang muka. Pun sedang dipikirkan untuk memberikan stimulan di pariwisata melalui misalnya penerbangan, insentif hotel, dan lainnya. Namun, yang penting tentunya penanganan covid-19, yakni melalui vaksinasi.
Bagaimana dengan pertumbuhan kredit?
Ya, kami berikan stimulus, kemudahan, penangguhan pembayaran kredit. Jadi, banyak kemudahan. Dari OJK berkoordinasi dengan BI untuk memberikan kemudahan. Juga menciptakan semangat berusaha berinvestasi melalui Undang-Undang Cipta Kerja dengan peraturan pemerintah yang juga sudah rampung. Dengan demikian, roda investasi akan berjalan dengan baik, baik itu dari dalam dan luar negeri. Bahkan, kita untuk itu juga menciptakan Lembaga Pengelola Investasi yang kita harapkan bisa menumbuhkan berbagai program strategis yang akan menumbuhkan ekonomi, baik itu infrastruktur maupun lainnya.
Jadi, kita berikan kemudahan untuk masuk ke Indonesia. Ini semua akan berjalan dengan cepat sekali dan ini inisiatif yang kita kembangkan. Namun, kuncinya tetap penanganan covid-19, ini kita harus tekan terus. Paling penting untuk mengembalikan kepercayaan diri para pengusaha untuk tidak menahan. Banyak kemudahan yang kami berikan.
Dengan berbagai kemudahan ini, perekonomian akan membaik?
Saya kira memang harus optimistis karena indikasinya sudah terlihat. Dari 2020 minus 5% bisa menjadi minus 2,7%. Nah, di 2021 kita juga genjot supaya surplus 4% sampai 5%. Jadi, memang kita usahakan naik 6% sampai 7% jika dibandingkan dengan 2020 lalu. Karena pemerintah optimistis, saya kira kita layak untuk optimistis. Nah, di 2022 kita akan lebih optimistis lagi. Ini masih dibayangi covid-19. Kalau covid-19 hilang melalui penerapan vaksinasi yang intensif, menurut saya, optimisme akan lebih besar lagi. Dari indikasi yang ada, saya katakan masyarakat layak optimistis. Tanda-tandanya sudah ada.
Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya. Bahkan beberapa investor luar negeri saja sudah mau masuk. Ini harus dipahami.
Masyarakat juga harus mendorong semangat ini. Jangan sampai justru membuat isu pesimisme, kekhawatiran berlebih jadi masyarakat harus lebih objektif. Kemudian, tenaga kerja kita harus menyongsong dan harus mempersiapkan diri, jangan hanya menunggu.
Lalu masyarakat juga jangan sampai menghindari vaksinasi. Justru harus berbondong-bondong segera vaksin supaya herd immunity terbentuk. (Des/X-10)
PEMERINTAH Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, masih menunggu instruksi Pemerintah Pusat untuk melakukan penanganan Covid-19.
Presiden Joko Widodo akan membubarkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 setelah pemerintah resmi mencabut status kedaruratan pandemi di Indonesia.
Jika memungkinkan, kapan pun berada di ruang publik atau di gedung, pastikan ventilasi alami dengan membuka jendela.
Langkah ini untuk mengoptimalkan kebijakan berlapis dengan pendekatan digital demi pengendalian covid-19, termasuk antisipasi masuknya virus varian baru ke Indonesia.
PROGRAM vaksinasi Covid-19 terus berlanjut di Sumatra Selatan, difokuskan untuk kalangan pelajar.
PELAKSANAAN protokol kesehatan (prokes) Covid-19 harus menjadi kewajiban dalam keseharian masyarakat, untuk menghadapi potensi sebaran varian baru virus korona di tanah air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved