Selasa 09 Februari 2021, 19:35 WIB

Kenaikan Harga Bawang Putih Membuat Pedagang Cemas

mediaindonesia.com | Ekonomi
Kenaikan Harga Bawang Putih Membuat Pedagang Cemas

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pedagang menyortir bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta.

 

SUDAH hampir empat tahun gejolak harga bawang putih terus berulang, dan setiap awal tahun persoalan harga bawang putih mengalami gejolak.

Tahun ini pun seperti sama, meskipun sebelumnya diklaim Ketua II Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo), Valentino, bahwa stok bawang putih sampai Maret tetap aman karena stok masih ada 175.000 ton.

Menanggapi kenaikan harga yang selalu berulang di Februari sampai April, Valentino menganggap hal tersebut sudah menjadi fenomena yang biasa terjadi.

Untuk menghindari itu, kata dia, pihaknya mengusulkan supaya ada transparansi dalam hal penerbitan RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura) dan Surat Persetujuan Impor (SPI). Semakin cepat dikeluarkannya RIPH dan SPI bagi Pusbarindo semakin senang. 

"Kalaupun terjadi kenaikan harga biasanya yang mempermainkan adalah dari pihak distributor dan pedagang. Kalau sampai Maret SPI belum keluar biasanya mereka itu menaikkan harga. Jadi kalau SPI keluar cepat tidak ada putar jalur bagi distributor dan pedagang untuk naikkan harga," katanya.

Sementara Umar Anshori, Ketua Forum Komunikasi Pengusaha dan Pedagang Pangan saat dikonfirmasi membantah dikatakan distributor yang menaikkan harga, sebab kenaikan harga bawang putih setiap awal tahun dikarenakan harga beli dari importir yang mahal, sehingga pedagang menjual ke konsumen akhir dengan harga mahal juga. 

Selama ini yang selalu tertuduh dan dijadikan kambing hitam kan pedagang jika harga bawang putih naik. Bahkan pedagang yang sering kena razia satgas pangan.

Padahal ketika barang tidak ada, pedagang rela antre dari subuh untuk mendapatkan bawang putih. "Itupun jumlahnya dibatasi hanya satu sampai dua sak per orang, seperti kejadian tahun lalu," jelas Umar dalam keterangan yang dikutip, Selasa (9/1).

Suara senada juga disampaikan Wandi, seorang pedagang bawang putih di Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

“Kalau dibilang kami menaikkan harga bawang putih adalah salah besar. Kemarin aja hari Senin saya mau beli bawang putih sama importir harganya sudah sudah Rp18.250 rupiah per kilo, padahal distributor masih jual eceran di harga yang sama, akhirnya distributor mau tidak mau harus menjual di atas Rp18.250 per kilo supaya ada keuntungan," papar Wandi.

"Minimal harus menjual Rp18.500, jadi cuma ambil untuk Rp 250, itupun harus menutupi ongkos dan biaya penyusutan, paling kami hanya ambil keuntungan Rp 100 per kilo,” jelasnya.

Bagi pedagang dengan adanya peraturan pemerintah yang membuat keterlambatan impor bawang putih yang diuntungkan negara yang memproduksi (Tiongkok).

"Karena begitu Tiongkok mengetahui izin dikeluarkan sekian ribu ton, tiba-tiba di Tiongkok harga naik. Situasi seperti ini dimanfaatkan oleh Tiongkok dan importir untuk memainkan harga," jelas Wandi. 

Ia melanjutkan, beda dulu ketika tidak ada izin, pihak eksportir tidak bisa memainkan harga karena tidak tahu jumlah yang harus diimpor. Para Para importir juga tidak bisa lagi karena banyak pihak yang mengimpor bawang putih jadi harga bisa bersaing.

"Tidak seperti sekarang hanya beberapa gelintir importir saja yang dapat izin, sehingga mereka mudah menguasai harga," kata Wandi. 

Sebelumnya, Deputi Bidang Kajian dan Advokasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Taufik Ariyanto sudah mengendus potensi kenaikan harga bawang putih di bulan Maret, April dan Mei. Pasalnya selama lima tahun terakhir konsisten terjadi kenaikan harga di setiap tiga bulan tersebut.

Selama ini kenaikan bawang putih dipasar terjadi karena keran impor selalu telat dibuka, padahal konsumsi per tahunnya bisa diprediksi.

"Karena itu KPPU merekomendasikan Kemendag dan Kementan untuk mempermudah perizinan impor bawang putih di dalam negeri. Selama ini kebutuhan bawang putih memang dipasok dari impor karena kebutuhan belum bisa dicukupi oleh petani dalam negeri," jelasnya. (RO/OL-09)

Baca Juga

Instagram

MPR Dorong Partisipasi Kaum Muda Tumbuhkan Sektor UMKM Nasional

👤Mediaindonesia.com 🕔Sabtu 01 April 2023, 23:35 WIB
MAJELIS Permusyawaratan Rakyat (MPR) mendorong potensi generasi muda yang produktif untuk mengakselerasi pertumbuhan sektor UMKM dalam...
Dok. Lippo Cikarang

Hunian Vertikal Newville Buka Dua Blok Baru

👤Mediaindonesia.com 🕔Sabtu 01 April 2023, 22:11 WIB
Pengembang juga memberi kesempatan kepada para konsumen untuk melakukan pemilihan unit bagi yang sudah membeli ‘Priority...
Ist/Prudential Indonesia

Rangkul Bank Mandiri, Prudential Hadirkan Layanan Klaim Lebih Cepat

👤mediaindonesia.com 🕔Sabtu 01 April 2023, 22:10 WIB
PRUSpeed Claim membantu nasabah untuk mempercepat proses penyelesaian klaim di  dua rumah sakit rekanan Prudential Indonesia yang juga...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya