Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
MASA pandemi Covid-19 bukan menjadi hambatan bagi PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) untuk terus meraih posisi terbaik maupun kinerja terbaik di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX). Ini dibuktikan dengan prestasi yang kembali diraih Rifan Financindo Berjangka sebagai perusahaan pialang berjangka teraktif di BBJ, selama 2020. Hal ini ditegaskan Chief Business Officer (CBO) RFB Surabaya, Leonardo, terkait prestasi dan kinerja RFB sepanjang tahun 2020 dalam keterangan tertulis diterima mediaindonesia.com, Selasa (26/1).
Leonardo menjelaskan tahun 2020 membuat hampir seluruh industri tidak bisa bergerak mengembangkan usaha, bahkan terpaksa menutup usahanya. Namun di industri perdagangan berjangka, menjadi momen berharga untuk terus meningkatkan volume transaksi perdagangan maupun menambah jumlah nasabah baru. Selama 2020, kata Leonardo, Rifan Financindo Berjangka mampu memberikan kontribusi terbaik di industri perdagangan berjangka. Per 31 Desember 2020, volume transaksi mencapai 1,650,527 Lot. Ini naik dibanding periode yang sama pada 2019 yakni 1,548,502 Lot.
"Pada tahun 2012 awal Rifan Financindo Berjangka beroperasi, volume transaksi mencapai 402,943 Lot. Kemudian perlahan tapi pasti volume transaksi perdagangan terus meningkat hingga akhir tahun kemarin," ujarnya.
Sementara untuk jumlah nasabah, Leonardo mengklaim memberikan hasil yang positif. Per 31 Desember 2020, jumlah nasabah RFB sebanyak 4.713 nasabah atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2019, yakni 3.987 nasabah. Menanggapi kinerja positif dan prestasi yang diperoleh PT Rifan Financindo Berjangka, Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Indonesia (BBJ)/Jakarta Futures Exchange (JFX), Stephanus Paulus Lumintang, mengapresiasi kontribusi RFB terhadap industri perdagangan berjangka Indonesia. Kontribusi RFB ini mampu mendukung JFX memecahkan rekor target selama 20 tahun.
baca juga: Era Kolaborasi, Indonesia Perlu Perluas Pasar Ekspor
Stephanus Paulus Lumintang, menambahkan industri perdagangan berjangka merupakan industri yang tidak lekang oleh waktu dan tidak mengalami kontraksi negatif seperti saat pandemi ini. Tahun 2020, industri perdagangan berjangka Indonesia mengalami kontraksi positif dan RFB justru bisa menikmati kenaikan volume transaksi perdagangan lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. (OL-3)
ARAH pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai semakin suram. Indikator-indikator utama terus melemah, kebijakan publik dianggap belum efektif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved