Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Tingkat Kepuasan Pada Presiden Jadi Modal Pemulihan Ekonomi      

Dhika Kusuma Winata
06/1/2021 18:53
Tingkat Kepuasan Pada Presiden Jadi Modal Pemulihan Ekonomi      
Sejumlah penumpang menunggu bus TransJakarta di Halte GBK dengan latar belakang gedung bertingkat(Antara/Aprilio Akbar)

PENELITI Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai Presiden Joko Widodo serta pemerintahannya saat ini memiliki modal politik yang memadai untuk menguatkan penanganan pandemi covid-19. Meski kondisi ekonomi belum sepenuhnya membaik, publik sudah merasakan optimisme.

"Di sisi persepsi terhadap kondisi ekonomi nasional, memang belum sepenuhnya membaik. Namun kalau kita lihat dari hasil survei, ada optimisme dari publik," ucapnya dalam Forum Diskusi Denpasar 12 bertajuk Asa Politik Indonesia 2021, Rabu (6/1).

Mengutip survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Arya mengatakan tingkat kepercayaan publik melihat kemampuan pemerintah menangani pandemi mencapai 71,75% (rata-rata Mei-Desember 2020). Tren itu menunjukkan perbaikan setelah bulan-bulan awal pandemi kepuasan terhadap pemerintah mengalami penurunan.

"Ini adalah satu capaian yang bagus meskipun kalau kita lihat ada banyak catatan juga terutama dari sisi kesehatan publik dan juga catatan dari ahli-ahli di bidang kesehatan," ujarnya.

Baca juga : Pemerintah Apresiasi Keandalan PLTU Suralaya dan Komitmennya

Arya mengatakan ke depan yang perlu menjadi perhatian pemerintah dan semua pemangku kepentingan ialah mengenai pemerimaan masyarakat terhadap program vaksinasi yang rencananya segera digulirkan.

Masih mengutip survei SMRC, dia mengatakan tingkat kebersediaan masyarakat untuk divaksin masih tergolong rendah. Posisinya menurun dari 54% pada survei 2-5 Desember 2020 menjadi 37% pada survei 16-19 Desember 2020.

"Untuk itu tugas ke depan adalah bagaimana melakukan kampanye mengenai vaksin ini karena banyak juga beredar isu-isu yang hoaks atau belum terverifikasi soal vaksin ini. Presiden Jokowi misalnya sudah menjelaskan bahwa dia bersedia pertama kali divaksin," ucapnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya