Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kontraksi Kredit masih Berlanjut

Fetry Wuryasti
30/12/2020 13:30
Kontraksi Kredit masih Berlanjut
Logo Bank Indonesia di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (18/02/2020).(MI/SUSANTO )

BANK Indonesia mencatat kredit yang disalurkan oleh perbankan masih melanjutkan kontraksi pada November 2020.

Penyaluran kredit pada November 2020 tercatat sebesar Rp5.453,9 triliun, masih mengalami kontraksi -1,7% (yoy), turun lebih dalam dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya -0,9% (yoy).

"Ini disebabkan oleh melambatnya penyaluran kredit pada seluruh jenis penggunaan, sejalan dengan permintaan yang masih belum kuat," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Rabu (30/12).

Perlambatan laju penyaluran kredit seiring dengan penurunan penyaluran kredit kepada debitur korporasi. Penyaluran kredit kepada korporasi menurun lebih dalam, dari -1,6% (yoy) pada Oktober 2020 menjadi -3,4% (yoy) pada November 2020.

"Di sisi lain, penyaluran kredit pada debitur perorangan mengalami peningkatan, dari 0,6% (yoy) menjadi 0,7% (yoy) pada November," kata Erwin.

Penurunan kredit dipengaruhi oleh penyaluran kredit pada seluruh jenis penggunaan. Kredit modal kerja (KMK) masih tumbuh negatif sebesar -3,8% (yoy) pada November 2020, terutama pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR).

KMK sektor industri pengolahan pada November 2020 tumbuh negatif sebesar -4% (yoy), lebih dalam dari bulan sebelumnya -1% (yoy). Penurunan itu terjadi pada industri pupuk, khususnya di Jawa Timur dan Kalimantan Timur.

Sementara, KMK sektor PHR juga tumbuh negatif, sebesar -4,9% (yoy), sedikit lebih dalam dibandingkan Oktober 2020 sebesar -4,8% (yoy), terutama bersumber dari penurunan penjualan mobil di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

Kredit investasi (KI) tercatat tumbuh 0,2% (yoy) pada November 2020, melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,4% (yoy). Perlambatan terutama pada sektor pertanian, peternakan, jehutanan, dan perikanan serta sektor konstruksi.

Kredit investasi sektor pertanian, peternakan, jehutanan, dan perikanan turun dari 0,8% (yoy) menjadi 0,5% (yoy) pada November 2020, terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat dan Riau.

Sementara itu, kredit investasi sektor konstruksi pada November 2020 tumbuh sebesar 19,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 22,79% (yoy), khususnya pada subsektor bangunan jalan tol di Banten dan Riau.

Pertumbuhan kredit konsumsi (KK) pada November 2020 terkontraksi, dari 0,1% (yoy) pada bulan Oktober 2020, berbalik arah menjadi negatif sebesar -0,2% (yoy), disebabkan oleh penurunan pada kredit kendaraan bermotor dan multiguna.

"Di tengah kontraksi kredit, kredit properti pada November 2020 justru meningkat, dari 3,1% (yoy) pada Oktober 2020 menjadi 3,7% (yoy), yang bersumber dari peningkatan kredit konstruksi serta KPR/KPA," kata Erwin.

Kredit konstruksi tercatat meningkat, dari 3,4% (yoy) pada Oktober 2020 menjadi 3,6% (yoy) terutama pada konstruksi bangunan di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Demikian juga kredit KPR/KPA meningkat, dari 2,4% (yoy) pada Oktober 2020 menjadi 3,6% (yoy) pada bulan laporan, terutama untuk kredit KPR tipe 22 hingga 70 di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Tapi, kredit real estat melambat dari 4,4% (yoy) menjadi 4,3% (yoy) pada November 2020 terutama pada real estat perumahan, apartemen.

Kredit UMKM masih mengalami penurunan, dari 1,6% (yoy) menjadi -2% (yoy). Penurunan kredit UMKM terutama terjadi pada skala usaha mikro, yakni dari -10,1% (yoy) menjadi -12,4% (yoy), serta perlambatan kredit usaha kecil yang tumbuh 3,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,1%(yoy).

Sementara kredit skala usaha menengah mengalami peningkatan 0,5% (yoy) dari semula turun sebesar 0,7% (yoy) pada Oktober 2020.

"Berdasarkan jenis penggunaannya, penurunan kredit UMKM terjadi pada jenis penggunaan modal kerja maupun investasi," tutup Erwin. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya