Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KEMENTERIAN Perindustrian akan terus mendorong industri kesehatan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Itu dilakukan sebagai bentuk komitmen penanganan pandemi covid-19 dan pendalaman industri di sektor kesehatan.
Dari data Kemenperin, setidaknya kapasitas produksi Alat Pelindung Diri (APD) dinilai mencukupi kebutuhan dalam negeri. Saat ini tercatat produksi coverall-medical mencapai 37,1 juta per bulan, surgical gown 24,5 juta per bulan, masker-surgical 343,8 juta pieces per bulan dan masker-medical (N95) mencapai 360 ribu pieces per bulan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai kapasitas produksi dan ekspor alat kesehatan masih perlu ditingkatkan. Pihaknya akan berupaya untuk mengimbangi upaya percepatan penanganan covid-19 dan melakukan pendalaman industri alat kesehatan dalam negeri.
"Kemenperin mendorong hilirisasi dan komersialisasi produk-produk riset dan inovasi yang terkait. Salah satunya melalui kolaborasi pengembangan ventilator dalam negeri (Ventilator R03 dan V01)," ujarnya dalam konferensi pers akhir tahun Kementerian Perindustrian, Senin (28/12).
Baca juga : Santai, Ekonomi Asean Buruk Tahun ini Tapi Membaik Tahun Depan
"Dalam perkembangan terakhir, produk tersebut telah mendapat Sertifikasi Uji Peforma Alat Kesehatan dari Balai Keamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya Kementerian Kesehatan, dan telah dilakukan Uji Klinis di Rumah Sakit dr Sardjito, Yogyakarta. Untuk unit jenis ventilator emergency (R03) sudah memasuki proses ijin edar di kementerian kesehatan, ventilator ini ditargetkan memiliki TKDN komponen mekanis sebesar 70%," sambung Agus.
Selain itu, imbuh dia, kemenperin mendorong program penumbuhan bagi sektor kesehatan dengan melakukan kegiatan seperti pengadaan mesin, peralatan peningkatan produksi bahan baku jamu, herbal terstandar, fitofarmaka berkhasiat untuk daya tahan tubuh, produksi antibodi dan pelega pernafasan yang bertujuan memperbarui mesin produksi bahan baku obat tradisional.
Lalu, dilakukan kegiatan verifikasi produsen bahan baku (kain), APD dan bahan baku (kain) masker, fasilitasi supply chain & bussines matching antara produsen bahan baku (industri kain) dengan produsen APD dan Masker, serta fasilitasi pendampingan produsen APD dalam rangka mendapatkan izin edar.
Adapun ekspor dari produk alat kesehatan pada rentang Januari hingga Agustus 2020 mencapai US$209,4 juta. Itu berasal dari ekspor masker bedah US$73,3 juta; meltblown nonwoven dari filamen buatan US$36,9 juta; surgical gown US$11,7 juta; masker kain US$62,2 juta; meltblown selain filamen buatan US$23,8 juta dan coverall-medical US$1,5 juta. (OL-7)
INDUSTRI alat kesehatan (alkes) dalam negeri menghadapi tantangan baru seiring dengan tarif impor yang ditetapkan sebesar 19% ke Amerika Serikat.
Kegiatan kali ini turut menghadirkan lokakarya/workshop bertema tren perdagangan instalasi gas medik di Indonesia.
Saat ini penggunaan CT Scan belum merata di seluruh rumah sakit Indonesia. Dari 3.200 RS yang ada di Indonesia, baru ada sekitar 1.500 CT Scan yang tersedia.
Seminar dan Workshop PERSI Wilayah Jawa Timur tahun ini bertema “Strategi Rumah Sakit untuk Bertahan di era Turbulensi JKN."
Produsen alat kesehatan (alkes) asal Tiongkok, Allmed Medical, akan membangun pabrik baru di lahan seluas 24,8 hektare di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah.
Pemerintah terus mendorong penerapan TKDN dalam industri alat kesehatan. Langkah itu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan industri nasional.
Tomat bukan hanya pelengkap masakan, melainkan juga menyimpan segudang manfaat untuk kesehatan kulit dan jantung.
Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) kini sedang mengancam anak-anak Gaza. GBS sendiri adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang saraf perifer.
KURANG dari 12,5% masyarakat memperoleh layanan perawatan gigi. Fakta ini menjadi pengingat bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Tomat diketahui mengandung sejumlah besar senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Mulai dari mendukung sistem kekebalan hingga melindungi penyakit serius.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Kelelahan yang tak kunjung membaik bisa menjadi tanda awal kanker otak. Kenali gejala lain seperti kejang, perubahan mood, dan gangguan memori.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved