Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BANK Indonesia meyakini perbaikan pertumbuhan ekonomi domestik mulai membaik pada 2021. Hal itu terindikasi dari berlanjutnya kinerja positif sejumlah indikator pada November 2020.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mulai positif pada kuartal IV 2020. Lalu kisaran minus 1-2% pada 2020. Serta meningkat pada kisaran 4,8-5,8% pada 2021," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/12).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan optimisme terhadap perbaikan ekonomi dipengaruhi peningkatan mobilitas masyarakat di beberapa daerah. Berikut, kenaikan indeks PMI Manufaktur dan menguatnya ekspektasi konsumen terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, hingga kegiatan usaha.
Baca juga: Bank Dunia: Ekonomi RI Pascapandemi tidak akan Seperti Dulu
"Ke depan, vaksinasi dan disiplin dalam penerapan protokol covid-19 merupakan kondisi prasyarat bagi proses pemulihan ekonomi nasional," imbuh Perry.
Prospek pemulihan ekonomi domestik juga didukung berbagai kebijakan stimulus yang mengarah pada pembukaan sektor produktif. Baik di tingkat nasional maupun daerah.
"Lalu, mendorong penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran. Berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial. Serta, percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya pengembangan UMKM," pungkasnya.(OL-11)
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved