Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Suku Bunga Acuan BI Disarankan tetap 3,75%

Despian Nurhidayat
16/12/2020 20:30
Suku Bunga Acuan BI Disarankan tetap 3,75%
Logo Bank Indonesia(MI/Susanto)

LEMBAGA Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB Universitas Indonesia (UI) menyarankan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan dilaksanakan pada 16-17 Desember 2020.

Keputusan ini perlu diambil lantaran tim riset LPEM FEB UI menilai nilai tukar Rupiah relatif terkendali di tengah kondisi pandemi yang berkepanjangan dan tidak menentu. Namun, masih belum ada tanda-tanda perbaikan pada permintaan agregat dalam jangka pendek, karena kenaikan inflasi pada bulan lalu terutama disebabkan oleh kenaikan harga akibat kurangnya pasokan bahan pangan selama musim hujan.

"Mempertimbangkan kondisi krisis kesehatan yang berkepanjangan dan potensi penerapan pembatasan sosial yang lebih ketat, pelonggaran moneter dengan pemotongan suku bunga akan menjadi terlalu membebani dan berisiko bagi stabilisasi Rupiah," tulis Ketua Peneliti untuk sektor kebijakan makroekonomi dan finansial LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam laporan hasil penelitian yang diterima Media Indonesia, Rabu (16/12).

Lebih lanjut, terlepas dari tanda-tanda pemulihan permintaan global yang tercermin dari nilai ekspor Indonesia pada November 2020 yang lebih tinggi dari perkiraan, pemulihan ekonomi secara keseluruhan masih belum pasti.

Baca juga : Logo Bank Syariah Indonesia Usung Pancasila dan Rukun Islam

Hal ini dikarenakan Indonesia harus melihat kondisi masalah kesehatan dan efektivitas vaksin di masa mendatang. Namun, rencana pembatasan sosial yang lebih ketat akibat kasus pandemi yang semakin parah di seluruh dunia sejak awal Desember 2020 juga harus diperhitungan pada proses pengambilan keputusan kebijakan oleh pemerintah dan juga BI.

"Jika pemberhentian aktivitas berlangsung secara keseluruhan sebagai upaya mengurangi potensi lonjakan kasus selama libur akhir tahun, konsumen akan menahan pengeluarannya sehingga permintaan agregat akan tetap rendah," tuturnya.

Sementara itu, lanjut Riefky, investor akan melihat hal ini sebagai gambaran pemulihan ekonomi yang lebih suram. Sehingga diperkirakan para investor akan menahan atau mengembalikan aset mereka ke pasar yang lebih aman.

"Meskipun penurunan suku bunga kebijakan diperlukan untuk mempercepat pemulihan, kami masih menganggap sekarang terlalu dini untuk menurunkan kembali suku bunga acuan. Oleh karena itu, kami melihat bahwa BI perlu menahan suku bunga kebijakannya di 3,75% bulan ini dengan tetap menjaga stabilitas sektor keuangan," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik