Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Minat Meningkat, OJK Disarankan Susun Instrumen Investasi Baru

Despian Nurhidayat
04/12/2020 08:35
Minat Meningkat, OJK Disarankan Susun Instrumen Investasi Baru
Instrumen investasi baru dibutuhkan.(Antara)

Ekonom Policy Center ILUNI UI Fakhrul Fulvian menyarankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menciptakan kebijakan mikroprudensial yang lebih banyak menyasar pada pelonggaran terhadap terciptanya instrumen investasi baru, seiring dengan inklusi keuangan Indonesia yang meningkat.

Pasalnya saat ini banyak nasabah baru atau calon investor baru yang masuk ke pasar modal. Sementara, saat ini Indonesia dikatakan masih kekurangan intrumen investasi baru.

"Saya lihat, saatnya OJK mulai fokus bagaimana kita ciptakan ekosistem keuangan yang bisa mengakomodasi beberapa instrumen investasi lain yang lebih menarik untuk menyimpan dana bagi investor," ungkapnya dalam Forum Diskusi Salemba Iluni UI secara virtual, Kamis (3/12).

Fakhrul menambahkan, berbeda dengan kondisi beberapa tahun lalu di mana pasar modal Indonesia didominasi oleh investor asing, investor lokal saat ini sedang bergeliat.

Pada 2017 sampai saat ini saja, porsi kepemilikan investor lokal di pasar modal Indonesia cenderung naik 61%. Sementara itu, kepemilikan saham investor lokal juga mencapai 56%.

"Ini sudah sangat baik dan sayangnya fenomena ini bersamaan juga dengan maraknya investasi bodong. Jadi saat ini kesulitasn untuk menemukan instrumen investasi yang baik jadi sulit. Maka, hal yang dibutuhkan di pasar modal itu bagaimana kita membuat kebijakan untuk tingkatkan kemampuan pasar menampung hasrat menabung masyarakat Indonesia yang makin tinggi," kata Fakhrul.

Menurutnya, saat ini tingkat tabungan nasional terhadap PDB Indonesia sangat tinggi atau mencapai 31,2%. Hal inilah yamg membuat OJK harus bisa membuat instrumen investasi baru yang bisa diserap oleh pasar dan masyarakat yang tren menabungnya sedang tinggi.

"Kalau kita lihat kondisi saat ini, saya lihat inklusi keuangan kita sudah bagus. Covid-19 membuat bisnis melambat dan uang masyarakat sudah tidak ditaruh ke bawah bantal lagi, tapi sudah masuk ke pasar saham," pungkasnya. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik