Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Padi Over Stock hingga Akhir 2020

M Iqbal Al Machmudi
01/12/2020 04:45
Padi Over Stock hingga Akhir 2020
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (tengah) didampingi Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali (kiri) mengoperasikan mesin pemotong padi saat pa(ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.)

MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan persediaan padi melebihi kapasitas hingga di atas 7 juta ton sampai dengan akhir 2020. Berangkat dari situ, fokus Kementan saat ini adalah persiapan musim tanam padi selanjutnya.

"Untuk stok padi 2020 kami aman, bahkan kemungkinan over stock sampai di atas 7 juta ton. Dan saya sudah mulai start untuk 2021, untuk 8 juta hektare lebih, yang diproyeksikan sampai Juni 2021 akan menghasilkan 18 juta ton," kata Syahrul saat jadi pembicara dalam webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021: Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi yang diadakan Indef, kemarin.

Secara rinci ia memaparkan, luas tanam (LT) yang tergarap pada musim tanam (MT) periode I (Oktober 2019-Maret 2020) seluas 6,1 juta hektare. Jumlah itu masih ditambah dengan LT MT periode II (April 2020-September 2020) seluas 5,2 juta hektare. Sehingga, total luas tanam pada 2020 mencapai 10,78 juta hektare dan menghasilkan 55,16 juta ton gabah kering giling (GKG).

Produksi dari 2019 itu menghasilkan stok pada awal Januari 2020 sebanyak 5,90 juta ton, ditambah dengan produksi beras selama 2020 sebanyak 31,63 juta ton. Adapun konsumsi masyarakat sebanyak 30,08 juta ton sehingga prediksi stok akhir Desember tersisa 6-7 juta ton.

Syahrul menargetkan luas tanam pada MT I Oktober 2020 sampai Maret 2021 mencapai 8,2 juta hektare, sehingga hasil panen dari Januari-Juni 2021 diperkirakan akan menghasilkan 18,5 juta ton beras.

"Karena itu, stok hingga akhir Juni 2021 itu masih ada 9,5 juta-10 juta ton beras dan kita akan masuk ke MT II dari Juni-Desember 2021 dan seterusnya akan begitu," ungkapnya.

Di kesempatan itu, Syahrul juga menyampaikan sektor pertanian dapat diandalkan untuk mengangkat ekonomi nasional karena melimpahnya sumber daya alam. Terlebih lagi, masih banyak bahan pangan yang belum diolah secara maksimal.

Pertumbuhan sektor pertanian dibuktikan lewat kontribusinya dalam PDB selama dua kuartal terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan di sektor pertanian pada kuartal II 2020 mencapai 16,24%. Meski sedikit terjadi pergeseran, tetapi pada kuartal III sektor pertanian masih mencatatkan kenaikan 2,15%.

 

TFP turun

Di webinar yang sama, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin mengatakan, sejak 2011 pertumbuhan total factor productivity (TFP) pertanian bernilai negatif, artinya terjadi penurunan produktivitas. Sementara, komponen pertumbuhan pertanian lainnya, yakni kontribusi kapital dan tenaga kerja justru positif.

"Ini yang perlu diperbaiki Kementan tahun depan. Selama kurun waktu 1996-2017, pertumbuhan sektor pertanian lebih banyak didorong pertumbuhan kapital," kata Bustanul.

Ia memaparkan pada 2016-2017, pertumbuhan TFP pertanian lebih rendah jika dibandingkan dengan TFP ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan TFP nasional 0,41%, sedangkan pada sektor pertanian -0,05%.

"Artinya kita punya masalah dalam mendorong produktivitas pertanian karena penggunaan teknologi dan inovasi kita yang lamban. Kalau pun ada, belum dapat terserap dan aktualisasi dalam pertumbuhan ekonomi," ujar Bustanul. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik