Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BANK Indonesia meminta perbankan menurunkan suku bunga kredit. Ini seiring penurunan suku bunga acuan. Bank Indonesia sejauh ini telah melakukan ekspansi likuiditas atau quantitative easing sangat besar, yaitu Rp680 triliun.
"Oleh karena itu, kami tidak segan-segan mengharapkan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit. Ini bisa mendorong pemulihan ekonomi," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam konferensi pers virtual hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis (19/11).
Bank Indonesia juga menyampaikan kepada perbankan dan dunia usaha bahwa perbaikan ekonomi berlanjut. Kondisi korproasi, khususnya skala besar yang melakukan ekspor, dia yakini sudah membaik.
"Sudah saatnya penyaluran kredit terus didorong, bangun optimisme, dan meningkatkan ekonomi. Pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah begitu banyak melakukan sinergi kebijakan dan terus berkomitmen untuk menempuh langkah lanjutan. Tentu saja kami juga mengharapkan perbankan dan dunia usaha untuk juga membangun optimsime agar pemulihan ekonomi terus berlanjut," kata Perry.
Bank Indonesia telah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) atau suku bunga acuan sebanyak lima kali atau sekitar 1,25% sejak awal 2020 atau mencapai 2,25% sejak Juli 2019. Namun penurunan rata-rata bunga kredit perbankan belum capai 1% padahal likuiditas longgar.
Hal ini dipengaruhi tiga faktor, yakni cost of fund (biaya dana), biaya administrasi, dan premi risiko kredit. Dengan penurunan suku bunga BI rate, cost of fund (suku bunga dana) menurun dan mendorong penurunan suku bunga pasar uang. Dari faktor ini, semestinya perbankan bisa menurunkan suku bunga kredit.
Biaya administrasi pun semestinya turun seiring dengan pandemi covid-19 dan meningkatnya digitalisasi bank. Tentu biaya administrasi bisa turun menurut penilaian Bank Indonesia.
Namun penyebab suku bunga kredit bank belum turun, dia lihat sebagai akibat dari persepsi risiko kredit oleh perbankan dengan menurunnya aktivitas ekonomi. "Dengan demikian risiko kredit meningkat dan tentu saja sejumlah bank meningkatkan kebutuhan untuk pencadangan risiko kredit," kata Perry. (Try)
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved