Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Banpres PUM masih Harus Digenjot

Despian Nurhidayat
19/11/2020 04:20
Banpres PUM masih Harus Digenjot
Sejumlah pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) antre untuk mendaftarkan menjadi calon penerima BLT UKM, di Kota Serang, Banten.(ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

DEPUTI Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi berharap para pelaku UMKM dapat menjadikan bantuan presiden produktif usaha mikro (banpres PUM) sebagai momentum untuk dimanfaatkan agar usaha mikro tidak semakin terpuruk akibat pandemi covid-19.

Jika serapan banpres PUM itu berjalan lama, usaha mikro dikhawatirkan akan sulit untuk pulih kembali.

“Ini akan sangat berisiko bagi pelaku usaha mikro. Jadi, kita dorong untuk mempercepat realisasi ini,” ungkapnya di sela kunjungannya ke sejumlah usaha mikro di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (17/11).

Zabadi juga mendorong pelaku usaha mikro untuk mengikuti perila­ku pasar yang saat ini sudah terdigitalisasi. Pelaku usaha mikro harus bisa memanfaatkan platform digital, seperti e-commerce dan media sosial yang memiliki peluang sangat lebar untuk pemasaran produk mereka.

“Karena itu, kita berharap dapat menyusun profil pelaku usaha yang mampu bertahan di kala pandemi ini. Ini bisa menjadi best practice dan success story yang bisa meng­inspirasi pelaku usaha lain. Kita paham UMKM ini merepresentasikan 99,99% pelaku usaha di Tanah Air dan mereka harus mendapatkan dukungan agar bisa eksis dan mampu recovery,” kata Zabadi.

Di kesempatan terpisah, Tenaga Ahli Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Aji Erlangga mengatakan pemerintah optimistis program bantuan presiden (banpres) untuk UMKM tahap satu dan dua dapat menjangkau 12 juta pelaku usaha mikro pada akhir tahun.

“Realisasi program banpres UMKM hingga saat ini sudah mencapai 79,61% dari yang ditargetkan selesai pada 31 Desember 2020,” kata Aji dalam siaran persnya, kemarin.

Bantuan presiden untuk sektor UMKM bertujuan memberikan sti­mulus modal bagi para pelaku usaha mikro agar usaha dan bisnis terus berjalan di tengah pandemi dan membantu mengurangi angka kemiskinan ataupun pengangguran.

“Program banpres PUM tahap kedua dibagikan kepada masyarakat pelaku UMKM di Indonesia dengan total Rp28,8 triliun untuk 12 juta pelaku usaha mikro,” ujar Aji.

Dukungan perbankan

Di lain kesempatan, ekonom senior Indef Ahmad Erani Yustika mengatakan, industri perbankan di Indonesia diharapkan tidak mengurangi dukungan dan penyaluran bantuan bagi UMKM.

Dukungan terhadap UMKM, sambungnya, harus dipertahankan ka­rena selama ini nilai kredit bermasalah dari segmen tersebut masih jauh lebih rendah ketimbang debitur kelompok lainnya. Karena itu, bank harusnya tidak perlu menahan diri untuk memberi stimulus kepada debitur UMKM.

“Dalam praktiknya, data menunjukkan kredit macet untuk UMKM itu persentasenya kecil, bahkan di bawah usaha besar. Saya harap perbankan tidak mengurangi dukungan terhadap UMKM dalam situasi yang seperti sekarang karena mereka bukan kelompok yang memiliki risiko tinggi. Bahkan, ketika beberapa krisis yang lalu terjadi, pelaku usaha yang bertahan itu UMKM, bukan peng­usaha besar,” ujar Erani. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya