Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

SKK Dorong Eksplorasi Masif Temukan Cadangan Migas Besar

(Ant/E-1)
17/11/2020 05:45
SKK Dorong Eksplorasi Masif Temukan Cadangan Migas Besar
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (kiri))berbincang dengan Wakil Kepala Sukandar saat menyampaikan keterangan pers capaian kinerja hulu migas(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama.)

SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mencanangkan program eksplorasi yang masif demi mencapai penemuan cadangan minyak dan gas bumi berukuran besar.

Program ini merupakan bagian dari program 10 tahun untuk mencapai produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan kegiatan eksplorasi masih dapat ditingkatkan karena potensi cekungan minyak dan gas di Indonesia yang belum dibor masih sangat besar.

Di Indonesia terdapat 128 cekungan. Sebanyak 20 cekungan statusnya telah berproduksi, 27 cekungan statusnya penemuan belum produksi, 13 cekungan statusnya belum ada penemuan, dan 68 cekungan belum dibor. "Sebagian besar cekungan yang belum dibor tersebut berada di kawasan timur Indonesia," kata Dwi dalam FGD Exploration and Production (EP) 2020 Forum di Jakarta.

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, terdapat 38 wilayah kerja migas yang direkomendasikan untuk dieksplorasi lebih lanjut. Dari 38 rekomendasi tersebut, terdapat 12 wilayah kerja migas konvensional yang memiliki potensi sumber daya migas, di antaranya Teluk Bone Utara, Misol Timur, Atsy, Mamberamo, Boka, Buru, Aru-Tanimbar Offshore, Biak, Wamena, Sahul, Selaru, dan Arafuru Selatan.

Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi Shinta Damayanti menjelaskan sebanyak 16 sumur eksplorasi dengan potensi cadangan migas besar akan dibor selama periode 2021-2022. Dari ke-16 sumur tersebut, 12 sumur akan dibor pada 2021 dan sisanya pada periode 2022.

Dalam jangka pendek, eksplorasi masif yang didorong SKK Migas ini diharapkan dapat mendukung upaya pencapaian target produksi migas nasional pada 2021. Jangka panjangnya, eksplorasi masif akan menjamin pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta BOPD dan gas sebesar 12 BSCFD pada 2030.

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan eksplorasi energi di Indonesia selama 20 tahun terakhir masih rendah.

"Selama 20 tahun terakhir, total biaya eksplorasi di Indonesia hanya 1% dari biaya eksplorasi perusahaan tambang kelas dunia," kata Arifin dalam peluncuran buku An Introduction Into the Geology of Indonesia karya Prof Dr RP Koesoemadinata, kemarin. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya