Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Ditjen SDA Siap Hadapi Musim Penghujan

Dede Susianti
13/11/2020 02:25
Ditjen SDA Siap Hadapi Musim Penghujan
Dirjen SDA Kementerian PUPR, Jarot Widyoko.(Dok. DITJEN SDA)

DIREKTORAT Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mempersiapkan berbagai kebijakan dan program menghadapi musim hujan 2020/2021.

Hal itu menanggapi informasi dari BMKG terkait perkiraan kondisi cuaca ekstrim dan dampak la nina yang akan terjadi. “Kalau kesiapan, kami sudah siap,” kata Dirjen SDA, Jarot Widyoko saat melakukan kunjungan lapangan ke Bendungan Ciawi (Cipayung), Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/11).

Dari hasil perkiraan tersebut, warga di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua harus bersiaga. “Informasi ini kami sampaikan kepada 37 Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)/Balai Wilayah Sungai (BWS) yang tersebar di Indonesia agar berjaga secara maksimal,” kata Jarot. Pada kondisi itu, sifat hujan diperkirakan akan terjadi di atas normal dan yang paling ekstrim yang meningkat hingga 200%. Hal itu terjadi di wilayah penanganan BWS Sumatra V, BBWS Mesuji Sekampung, BBWSCC, BBWS Brantas, BBWS Sulawesi III, BWS Maluku, BWS Papua Barat.

Untuk persiapan penanganan banjir, Jarot menjelaskan bahwa saat ini tersedia sandbag sebanyak 327.963, geobag sebanyak 15.902, kawat bronjong sebanyak 65.274, sebanyak 102 unit dump truck, 13 unit mobil pick up, 13 unit truck trailer, 138 unit excavator, 49 unit amphibious excavator, 51 unit mobile pump, 60 unit perahu karet, dan 18 unit mesin outboard yang terbagi di seluruh BBWS dan BWS. Jumlah tersebut belum termasuk peralatan dan bahan banjiran yang tersedia di instansi lain, pada masing-masing wilayah kerja BBWS dan BWS.

Selain itu, Ditjen SDA menyiapkan informasi prakiraan hujan untuk 10 hari ke depan. “Itu agar bisa mengatur muka air waduk penampung air untuk pengendalian banjir, meski demikian, kehadiran bendungan tersebut tidak serta merta menghilangkan banjir di berbagai wilayah, kami hanya bisa meminimalisirnya agar dampaknya tidak terlalu besar,” jelasnya.

Saat ini bendungan di Indonesia totalnya mencapai 242 bendungan. Dari jumlah itu, sebanyak 202 bendungan dikelola oleh Kementerian PUPR dan 40 bendungan dikelola non-Kementerian PUPR.

Dirjen SDA juga mengungkapkan sejumlah langkah rencana jangka menengah dan panjang di 2021/2024, pun telah disiapkan. Untuk program kesiapsiagaan pada 2021, di antaranya pengendalian banjir di Jabodetabekjur (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, dan Cianjur). Kemudian pengendalian banjir di kawasan pariwisata nasional (Danau Toba, kawasan NYIA, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang). Selain itu juga program pengendalian banjir di kawasan industri (Bontang dan Subang), Papua dan wilayah perbatasan negara.

Selain itu, ujarnya, dipersiapkan rencana pengendalian pascabencana di Sumatra Barat, Luwu Utara, Konawa, Ambon, Siberani dan Sorong.


Penyelesaian Bendungan

Jarot Widyoko mengutarakan langkah menengah dan panjang lainnya ialah penyelesaian 42 bendungan hingga 2024. Yakni, sebanyak 6 unit bendungan di Sumatra dengan kapasitas tampungan 1.843,3 m3/detik, 7 unit di Sulawesi dengan kapasitas 3.138,3 m3/detik, 17 unit di Jawa dengan daya tampung 4.601,2 m3/ detik, 2 di Kalimantan dengan daya tampung 315,2 m3/detik, dan 10 bendungan di Nusa Tenggara dengan kapasitas 2.998,3 m3/detik. Nantinya, semua bendungan tersebut mampu mereduksi banjir sebesar 13.458 m3/detik.

Untuk pendanaan dan penanganan tanggap darurat 2021, Ditjen SDA mengalokasikan dana sebesar Rp450 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari alokasi dana penanganan tanggap darurat tahun 2020 yang hanya sebesar 300 miliar. Penggunaan dana tanggap darurat bencana sebagian akan dilakukan dengan metode padat karya, seperti kegiatan pembuatan tanggul darat dan tebing kritis.

Kesiapsiagaan lain yang disiapkan untuk jangka panjang adalah terciptanya sistem Fast Respond dimana masyarakat dapat melakukan pelaporan terkait kondisi atau pelaporan kejadian banjir yang dapat dikirimkan melalui WhatsApp (WA) Center maupun penggunaan tagar #Banjir #Kebanjiran di media sosial Twitter.

Pelaporan dari masyarakat akan diterima oleh Pos Pendukung SDA yang kemudian akan diteruskan ke Pos Siaga Banjir di masing-masing Balai yang juga akan berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait seperti BNPB, BPBD, dan Pemda untuk melakukan penanganan bersama.

Jarot menekankan perlu ada kerjasama dari semua stakeholder untuk menanggulangi banjir. Menurutnya penting mensosialisasikan ‘kembalikan air ke bumi’ dengan adanya kesadaran dalam pembangunan biopori, sumur resapan atau pun kolam-kolam di wilayah rumah sendiri. “Ini perlu partisipasi semua stakeholder dan masyarakat. Kami harapkan jadi dorongan moral dan kita gaungkan kembalikan air ke bumi,” pungkas Jarot.


 

Dok. Ditjen SDA

Proses pembangunan Bendungan Ciawi (Cipayung), Jawa Barat.

 

Penyelesaian Bendungan di Jawa Barat

Pada kesempatan itu, Jarot juga memaparkan bendungan yang statusnya siap menampung aliran air di Jawa Barat. Pertama adalah Bendungan Ciawi (Cipayung) yang mereduksi banjir 111,75 m3/detik. Progres pekerjaannya pada 1 November 2020 hampir 70% atau tepatnya 68,19%.

Kedua adalah Bendungan Sukamahi yang mampu mereduksi banjir 15,47 m3/detik. Progresnya hingga 1 November 53,65%. “Untuk dua bendungan di Puncak, Bogor ini, targetnya tahun depan selesai. Antara April atau Mei 2021,” katanya.

Ketiga ialah Bendungan Sadawarna yang mampu mereduksi banjir 26,90 m3/detik. Progres pekerjaannya 29,80% dan ditargetkan selesai pada 2022. Lalu keempat, Bendungan Cipanas yang mereduksi banjir 250,81 m3/detik dan progres mencapai 67,02% dan target selesai pada 2022.

Kelima ada Bendungan Leuwikeris yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2023 bermafaat untuk mereduksi banjir sebesar 450,02 m3/ detik dan progres 69,78%. Terakhir adalah Bendungan Kuningan yang mampu mereduksi banjir sebesar 213 m3/detik dan progres 98,98% dan ditargetkan selesai pada 2021.

Total reduksi dari keenam bendungan di Jawa Barat yang tengah dikerjakan tersebut bisa mencapai 1.067.95 m3.


Bendungan Ciawi-Sukamahi

Pada kesempatan yang sama, Direktur Bendungan dan Danau, Ditjen SDA, Airlangga Mardjono menjelaskan tentang dua bendungan yang dibangun di kawasan Puncak, di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Dua bendungan itu ialah Bendungan Ciawi (Cipayung) dan Bendungan Sukamahi, yang akan selesai pengerjaannya pada rentang April-Mei 2021. Kedua bendungan tersebut berfungsi sebagai rem banjir di Jakarta dan sekitarnya.

Ia menjelaskan, kontruksi Bendungan Ciawi berbeda dengan bendungan konvensional lainnya. Jika bendungan konvensional menampung air untuk dimanfaatkan ke hilir. Sementara Bendungan Ciawi jika musim kemarau tidak ada airnya. “Dia akan terisi oleh air pada saat musim hujan saja. Fungsinya ini untuk memperlambat aliran air menuju ke hilir. Jadi seperti direm. Bendungan ini tugasnya ngerem. Nanti air yang dikirimkan ke bawah itu sudah tenang,” paparnya.

Lebih jauh lagi dia menjelaskan, kontruksi bendungan di Indonesia pada umumnya dibangun dengan tipe urugan. Termasuk Bendungan Ciawi (Cipayung) dan Sukamahi.

Di tempat yang sama, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Bambang Heri Mulyono mengatakan, pada perinsipnya penanganan banjir Jakarta itu dibagi tiga. Di hulu, di tengah dan di hilir. “Bendungan Ciawi-Sukamahi, kita bangun di hulu. Dia memiliki tampungan yang cukup besar. Jadi fungsinya mengendalikan air ke hilir,” ungkapnya.

Pada perencanaan, lanjutnya, disiapkan terowongan, tunnel, konduit untuk menggantikan fungsi sungai.

Fungsi lainnya, lanjutnya, ketika terjadi banjir volume air yang mengalir akan ditahan di Bendungan Ciawi dan Sukamahi. “Kita siapkan di sini, 6,8 juta m3. Jadi ketika debit banjirnya itu jauh melampaui debit yang kita ijinkan, maka ini akan di tahan di sini,” pungkasnya. (DD/S1-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya