Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Citibank Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp1,9 Triliun di Kuartal 3

M. Iqbal Al Machmudi
12/11/2020 20:13
Citibank Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp1,9 Triliun di Kuartal 3
CEO Citibank Indonesia Batara Sianturi(Dok. Pribadi)

CITIBANK N.A Indonesia (Citibank) melaporkan laba bersih sebesar Rp1,9 triliun pada kuartal III 2020. Citibank tetap mencatatkan kinerja yang positif dan berhasil mencatatkan return on equity dan return on assets sebesar masing-masing 15% dan 3,9%.

CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, mengatakan selama periode tersebut, Citibank juga meningkatkan cadangan kerugian kredit sejalan dengan dampak pandemi yang sedang berlangsung. Meskipun demikian, Citibank tetap melaporkan Non Performing Loans (NPL) gross dan net yang stabil masing-masing sebesar 2,8% dan 0,3%.

"Portofolio kredit di akhir kuartal III meningkat 6% secara year-to-date menjadi Rp47,4 triliun. Kontribusi utama pertumbuhan portfolio kredit berasal dari lini bisnis institutional banking, terutama pada sektor industri manufaktur, pertanian dan kehutanan serta perantara keuangan," kata Batara dalam diskusi virtual, Kamis (12/11).

Pertumbuhan portofolio kredit ditunjang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga berkelanjutan yang tumbuh sebesar 10% memungkinkan Bank untuk mencatatkan rasio lending-to-funding (LDR) yang sehat sebesar 76,6%.

"Di tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19, kami berkomitmen untuk terus menjaga tingkat likuiditas dan meningkatkan kecukupan modal. Neraca kami memiliki kapasitas untuk terus melayani kebutuhan nasabah kami," ujarnya.

Baca juga : Bank Mandiri Salurkan Bansos di Provinsi Sumatera Utara

"Dengan penekanan yang kuat pada manajemen resiko, kami akan terus melayani secara hati-hati di masa-masa penuh tantangan ini," imbuhnya.

Citibank Indonesia memperkirakan bahwa pemulihan perekonomian Indonesia akan terus berlanjut di beberapa kuartal mendatang. Dimulainya kembali reformasi melalui omnibus law, telah memberikan sinyal positif bagi para investor global.

Sementara itu, pemulihan ekspor yang cukup pesat dan minat investor global terhadap investasi ke aset Indonesia mulai pulih, di saat impor relatif masih lemah.

"Kombinasi tersebut telah membantu meningkatkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan valuta asing di pasar valuta asing, yang berujung pada penguatan rupiah," ungkapnya.

"Di tengah inflasi yang masih rendah, bank memperkirakan bahwa stabilitas mata uang dapat membuka ruang untuk penurunan suku bunga yang lebih banyak, yang selanjutnya dapat mendukung pemulihan ekonomi," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik