Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Prediksi Indocement, Penjualan Semen Akhir Tahun Bakal Turun 10%

Despian Nurhidayat
11/11/2020 08:35
Prediksi Indocement, Penjualan Semen  Akhir Tahun Bakal Turun 10%
Pabrik semen milik Indocement(Antara/Dhedez Anggara)

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memperkirakan bahwa penjualan semen di akhir tahun ini akan minus dua digit. Hal ini dipengaruhi sejumlah faktor mulai dari musim penghujan hingga libur panjang.

Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa, Christian Kartawijaya mengatakan, kondisi penjualan semen perseroan tahun ini diperkirakan akan minus 9 sampai 10%. Namun, angka ini bisa bertambah jika musim hujan berlangsung sangat intens dan juga aksi demonstrasi masih terus terjadi.

"Saya percaya minus 10 sampai minus 11% akan terjadi, dan juga mohon diingat bulan Desember akan ada Pilkada, kemudian akan ada libur lebaran yang dipindah ke akhir tahun, kami memperkirakan mungkin akan ada truck banned lagi untuk truk semen kami dan ini membuat bulan Desember kemungkinan akan minus lebih besar dr angka rata-rata. Ini yang membuat akan swing," ujar Christian dalam video conference, Selasa (10/11).

Dia menambahkan, secara year to date, penjualan semen Indocement pada September 2020 minus 9%, kemudian year to date Oktober 2020 akan minus sekitar 9,7%.

"Jadi, angka prediksi kami minus 10% sampai minus 11% keliatannya akan terjadi sampai akhir tahun ini," ucapnya.

Untuk strategi keuangan menghadapi covid-19, dia menyampaikan bahwa Indocement memiliki beberapa strategi, pertama, perseroan mencoba untuk mengurangi biaya-biaya fix cost dalam artian efisiensi biaya.

"Kami melakukan digitalisasi, jadi Indocement beruntung sudah melakukan digital dari segi sales yang connect ke customer, kita sudah menginvestasikan sejak dua tahun ini untuk bisa take ordering dengan digital, dengan apps," kata Christian.

Strategi kedua, Christian menyampaikan bahwa perseroan memakai low specification coal yang cukup signifikan di tahun 2020. Hal ini dilakukan karena produksi yang agak rendah dan perseroan memutuskan memakai low specification coal lebih banyak.

"Jadi, kita meningkat menjadi dari 69% di 2019 menjadi 79%, jadi 10% naik. Jadi, kami melihat harga coal juga turun dan ini membantu dari segi cost, biaya," pungkasnya. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya