Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memperkirakan bahwa penjualan semen di akhir tahun ini akan minus dua digit. Hal ini dipengaruhi sejumlah faktor mulai dari musim penghujan hingga libur panjang.
Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa, Christian Kartawijaya mengatakan, kondisi penjualan semen perseroan tahun ini diperkirakan akan minus 9 sampai 10%. Namun, angka ini bisa bertambah jika musim hujan berlangsung sangat intens dan juga aksi demonstrasi masih terus terjadi.
"Saya percaya minus 10 sampai minus 11% akan terjadi, dan juga mohon diingat bulan Desember akan ada Pilkada, kemudian akan ada libur lebaran yang dipindah ke akhir tahun, kami memperkirakan mungkin akan ada truck banned lagi untuk truk semen kami dan ini membuat bulan Desember kemungkinan akan minus lebih besar dr angka rata-rata. Ini yang membuat akan swing," ujar Christian dalam video conference, Selasa (10/11).
Dia menambahkan, secara year to date, penjualan semen Indocement pada September 2020 minus 9%, kemudian year to date Oktober 2020 akan minus sekitar 9,7%.
"Jadi, angka prediksi kami minus 10% sampai minus 11% keliatannya akan terjadi sampai akhir tahun ini," ucapnya.
Untuk strategi keuangan menghadapi covid-19, dia menyampaikan bahwa Indocement memiliki beberapa strategi, pertama, perseroan mencoba untuk mengurangi biaya-biaya fix cost dalam artian efisiensi biaya.
"Kami melakukan digitalisasi, jadi Indocement beruntung sudah melakukan digital dari segi sales yang connect ke customer, kita sudah menginvestasikan sejak dua tahun ini untuk bisa take ordering dengan digital, dengan apps," kata Christian.
Strategi kedua, Christian menyampaikan bahwa perseroan memakai low specification coal yang cukup signifikan di tahun 2020. Hal ini dilakukan karena produksi yang agak rendah dan perseroan memutuskan memakai low specification coal lebih banyak.
"Jadi, kita meningkat menjadi dari 69% di 2019 menjadi 79%, jadi 10% naik. Jadi, kami melihat harga coal juga turun dan ini membantu dari segi cost, biaya," pungkasnya. (E-1)
Peningkatan dalam Laba Operasional tersebut dipicu oleh pertumbuhan Kredit netto Bank sebesar Rp28,58 triliun (Net)di Semester I 2025 dari sebelumnya Rp26,98 triliun (Net) di Semester I 2024.
Capaian positif ditunjukkan dari kemampuan BRI Group yang berhasil mencatatkan laba Rp26,53 triliun dengan aset mencapai Rp2.106,37 triliun atau tumbuh 6,52% yoy hingga triwulan II 2025.
Askrindo Syariah berhasil mencatatkan laba bersih per akhir Juni 2025 mencapai Rp96,903 miliar, tumbuh 5,11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Setiap 11 kilometer yang diselesaikan peserta akan dikonversikan menjadi donasi senilai Rp11.000, yang disalurkan kepada yayasan Rumah Harapan Indonesia (RHI).
Laba bersih 2024, sambung Heru, mencapai 61% dari target yang ditetapkan yang menunjukkan pengelolaan bisnis yang tetap sehat dan berdaya tahan.
Daftar Fortune Southeast Asia 500 adalah pemeringkatan tahunan yang dirilis oleh Fortune, mencakup 500 perusahaan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved