Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Menkeu Sebut Ekonomi Indonesia Lebih Baik dari Negara lain

M. Ilham Ramadhan Avisena
10/11/2020 16:35
Menkeu Sebut Ekonomi Indonesia Lebih Baik dari Negara lain
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan aktivitas perekonomian triwulan III 2020 telah menunjukkan adanya pemulihan.(ANTARA/SIGID KURNIAWAN)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penanganan dan penahanan dampak covid-19 pada perekonomian Indonesia relatif lebih baik ketimbang negara-negara lain. Salah satu yang membuat Indonesia memiliki daya tahan ialah kebijakan gas dan rem yang tepat dan matang.

“Indonesia dan negara di Asia relatif dalam situasi lebih baik dari sisi dampak terhadap ekonomi dan jumlah korban covid. Indonesia akan terus melakukan seperti yang dikatakan Bapak Presiden, yaitu gas dan rem. Ini terus kita jaga, karena tidak ada satu negara pun di dunia yang mengetahui secara peris bagaimana mengelola ancaman kesehatan dan sosial ekonomi,” ujar Sri Mulyani dalam webinar CNBC TV, Selasa (10/11).

Baca juga: Pemulihan Ekonomi Nasional Dorong Optimisme Ekonomi Daerah

“Sampai bulan ke-9 ini Indonesia relatif ada di posisi dampak dari sisi jumlah yang meninggal dan pengaruh ekonomi relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lain yang jumlah korban dan konrtaksi ekonominya jauh lebih dalam,” sambung dia.

Oleh karenanya, dari sisi ekonomi APBN akan terus menjadi instrumen andalan untuk menghadapi dampak pandemi. Sri Mulyani bilang, upaya menahan pelemahan ekonomi melalui instrumen fiskal dapat dilihat dari melebarnya defisit lantaran dinaikkannya belanja negara.

Tingginya defisit di 2020 yang mencapai 6,34% merupakan hal luar biasa yang belum pernah dilakukan pemerintah sebelumnya. Diharapkan dengan pelebaran itu dampak pandemi pada perekonomian bisa tertahan dan terus mendorong geliat ekonomi nasional.

Belum lagi dukungan fiskal lain seperti digulirkannya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang tahun ini dianggarkan Rp695,2 triliun. Kebijakan dan berbagai upaya itu, kata Sri Mulyani, terbukti berhasil dan ampuh menekan dampak pandemi pada perekonomian Indonesia.

“Kita melihat triwulan III sudah mulai ada tanda pembalikkan sesudah triwulan II kita mengalami kontraksi yang cukup dalam -5,32%. Dibanding negara lain memang relatif lebih rendah karena negara lain bisa mencapai -23% seperti India. Namun kita tetap menganggap bahwa ini adalah tantangan yang serius dan upaya pemulihan dilakukan secara terus menerus,” imbuhnya.

“Dengan itu kita melihat pertumbuhan 2020 tetap di dalam proyeksi yang sama antara -0,6% hingga -1,7% dan berbagai institusi lain memprediksi ekonomi Indonesia di kisaran -1% hingga -1,5%. Tahun depan kita berharap pemulihan akan berjalan di triwulan II dan III dan akan menyumbang pertumbuhan ekonomi minimal 5%. Berbagai institusi lain memberikan proyeksi yang lebih optimistis di 2021,” pungkas Sri Mulyani. (Mir/A-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya