Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
UDANG merupakan hasil ekspor perikanan andalan Indonesia yang mencapai 40% dari seluruh ekspor perikanan. Selain itu, udang juga termasuk dalam 10 komoditas nonmigas dengan surplus terbesar di Indonesia.
Hal itu membuat Baba Rafi tertarik menggeluti bisnis tambak udang vaname dan menjadikannya dengan model waralaba. Melalui waralaba tambak udang ini, Baba Rafi mengundang masyarakat untuk dapat menjadi investor dengan seluruh operasional dan manajemen bisnis dikelola oleh pihak Baba Rafi sehingga tingkat keamanan dalam berinvestasi terjamin.
Kepastian hasil produksi tambak udang vaname Baba Rafi semakin terjaga dengan masuknya eFishery sebagai pengelola tambak. Sejak didirikan 2013, eFishery dikenal sebagai pemain utama di bidang teknologi akuakultur dan merupakan perusahaan aquaculture intelligence pertama di Indonesia.
Salah satu produk eFisheryFeeder yaitu alat pemberi pakan otomatis berbasis cloud yang mampu meningkatkan mutu dan hasil panen ikan dan udang. Perusahaan ini juga menawarkan solusi untuk memecahkan masalah-masalah lain di sektor akuakultur secara terintegrasi dengan mengacu pada data dan teknologi.
Founder dan Group CEO Baba Rafi Enterprise, Hendy Setiono, menyadari pentingnya sentuhan teknologi dalam pengelolaan tambak udang. "Di era revolusi industri 4.0, tidak bisa kita pungkiri peran teknologi dalam segala hal, salah satunya di bidang akuakultur,” ujarnya.
Dalam kerja sama itu, eFishery bertindak sebagai technical expert yang akan mengatur manajemen operasional tambak dan memberikan pendampingan dari awal hingga akhir siklus budi daya. Pendampingan dimulai dari proses penyediaan benih, pemilihan pakan, hingga penyediaan teknologi pendukung.
Selain teknologi eFisheryFeeder yang mampu mengefisienkan FCR, perusahaan rintisan (start-up) agriculture technology tersebut juga menggunakan inovasi terbaru untuk menghindarkan penyakit pada udang. Serangan penyakit pada udang diketahui mampu menyebabkan penurunan hasil panen hingga 90 persen.
“Potensi tambak udang di Indonesia amat besar. Dengan target pemerintah untuk meningkatkan nilai produksi udang sebesar tiga kali lipat selama lima tahun ke depan, kita butuh inovasi bisnis agar hal ini dapat tercapai," ujar CEO & Co-Founder eFishery, Gibran Huzaifah.
Menurutnya, model waralaba tambak udang yang diterapkan Baba Rafi tergolong pola ekspansi bisnis yang sangat inovatif dan scalable. Model ekspansi ini dikombinasikan dengan teknologi serta layanan eFishery diharapkan dapat menjadi standar dan contoh operasional tambak udang yang dapat direplikasi dengan cepat.
"Kami berharap dapat menjadi lokomotif dalam mengakselerasi dan menjadikan Indonesia sebagai produsen udang nomor satu di dunia,” Gibran menjelaskan. Penerapan teknologi oleh eFishery diperkirakan mampu menekan angka kegagalan panen hingga 50 persen.
Kombinasi antara teknologi, pendekatan sains, dan staf ahli di lapangan diprediksi mampu meningkatkan tingkat produksi atau hasil panen dari tambak udang hingga 25-30 persen. Upaya ini diharapkan mampu mendongkrak potensi Indonesia yang saat ini merupakan negara produsen udang ketiga terbesar di dunia, setelah Tiongkok dan India.
Penjualan udang akan difasilitasi Baba Rafi sehingga pemilik modal tidak perlu khawatir akan kesulitan dalam memasarkan hasil panennya. Hingga saat ini, Baba Rafi mengelola 204 kolam tambak yang berada di Subang dan Lampung.
Sejak diluncurkan pada 2017, waralaba tambak udang vaname Baba Rafi laris manis dan telah memiliki ratusan investor. Dalam beberapa tahun ke depan, diharapkan ada 500 tambak yang dikelola secara digital oleh Baba Rafi dan eFishery.
Bagi Baba Rafi, itu merupakan kerja sama pertama yang dilakukan dengan tech startup dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi udang vaname dengan menerapkan internet of things (IoT). Pada fase pertama dalam kolaborasi ini, eFishery akan mengelola 71 tambak udang seluas 40.000 meter persegi yang merupakan kelolaan Baba Rafi. (RO/OL-14)
MGM Bosco Logistics meresmikan fasilitas cold storage guna memperkuat infrastruktur logistik dan memastikan kualitas produk perikanan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Provinsi Fujian, Tiongkok, guna memperkuat sektor kelautan, perikanan, dan mitigasi bencana kemaritima
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak
Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan Global Quality and Standard Programme (GQSP) Indonesia Fase 2.
Untuk tahun ini, Dinas Perikanan Batam menargetkan ekspor ikan ke Singapura sebesar 5.500 ton dengan nilai mencapai Rp250 miliar.
Melalui perjanjian ini, diharapkan kondisi kerja awak kapal perikanan migran Indonesia di Taiwan dapat semakin membaik.
Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat RI menyebut realiasai investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) masih jauh dari target.
Pasar modal Indonesia masih menghadapi tekanan pada 2025 ditandai pelemahan indeks dan arus keluar dana asing.
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
PERIODE transisi pemerintahan dinilai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan gagalnya investasi senilai Rp1.500 triliun masuk ke Indonesia pada tahun lalu.
Melalui e-Voting, investor dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat RUPS berlangsung tanpa harus hadir di lokasi.
HINGGA akhir April 2025, data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan jumlah investor saham di pasar modal hampir menyentuh angka 6,9 juta investor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved