Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

5.200 PLTD akan Dikonversi ke Pembangkit EBT

Insi Nantika Jelita
03/11/2020 08:45
5.200 PLTD akan Dikonversi  ke Pembangkit EBT
Dirut PLN Zulkifli Zaini(Dok.PLN )

DALAM mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi karbon dan mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025, PLN meluncurkan program Konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke pembangkit baru yang berbasis EBT.

Peluncuran program dilakukan langsung oleh Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini dan disaksikan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Republik Indonesia, Ego Syahrial, Senin (2/11).

“Sayamemberikan apresiasi kepada PLN yang mendukung pemerintah dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi di Indonesia dengan terus berpartisipasi meningkatkan penggunaan EBT," ungkap Ego dalam keterangan resminya.

Saat ini ada sekitar 5.200 unit mesin PLTD PLN yang terpasang di wilayah Indonesia dan  tersebar di 2.130 lokasi dengan potensi untuk dikonversi ke pembangkit berbasis EBT sebesar ±2 GW. Program Konversi PLTD menuju pembangkit EBT itu akan dilakukan secara bertahap.

Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menuturkan, program konversi PLTD itu merupakan upaya untuk meningkatkan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

Selain, meningkatkan bauran EBT, konversi PLTD ke EBT juga akan meningkatkan ketahanan energi nasional. Zulkifli menyebut, kedepan pemerintah tidak lagi mengandalkan bahan bakar ninyak (BBM) yang sebagian besar masih diimpor.

“Bukan hanya dari sudut pandang operasi bisnis PLN yang lebih efisien, tetapi juga akan mengurangi belanja negara di sektor Bahan Bakar Minyak yang sebagian besar diimpor. Demikian pula sejalan dengan program Pemerintah untuk membangun Indonesia sentris maka listrik akan hadir merata sampai ke pelosok tanah air,” tutur Zulkifli.

Selain selain ramah lingkungan, manfaat lain program konversi PLTD ke EBT, sebutnya adalah ketersediaan listrik selama 24 jam. Hal itu dianggap akan membuka peluang pembangunan ekonomi baru dalam skala lokal.

Sejumlah potensi sumber daya alam yang menjadi komoditas andalan daerah dapat tumbuh karena ketersediaan listrik yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Industri wisata, perikanan, agrobisnis, terbukanya jaringan telekomunikasi akan hadir sampai ke pelosok

Pada tahap pertama, PLN akan melakukan konversi terhadap PLTD di 200 lokasi dengan kapasitas 225 Megawatt (MW). Konversi tahap awal ini dilakukan dengan memilih mesin PLTD yang telah berusia lebih dari 15 tahun dengan mempertimbangkan kajian studi yang telah dilakukan oleh PLN. Sementara, pada tahap kedua dan ketiga masing-masing 500 MW dan 1.300 MW.

“Konversi PLTD ini merupakan bagian dari upaya PLN mengeksplorasi sumber energi ramah lingkungan dan menggali potensi energi setempat, serta memperhitungkan potensi pengembangan dan konsumsi listrik di masa mendatang di wilayah tersebut,” tambah Zulkifli.

Ia menjelaskan, metode pelaksanaannya menggunakan analisis geospasial. Mulai dari pemetaan titik-titik sebaran PLTD eksisting, pemetaan potensi sumber energi terbarukan di wilayah tersebut, yang dikombinasikan dengan potensi pertumbuhan ekonomi regional di titik yang telah diidentifikasi tersebut.

Konversi dari pembangkit PLTD menjadi pembangkit EBT mempunyai beragam tantangan, karena melibatkan pembangkit dalam jumlah yang sangat besar, dan titik-titiknya berada di wilayah yang relatif paling sulit, yakni wilayah 3T tadi. Masing-masing PLTD yang sekarang masih digunakan memiliki pola operasi yang berbeda-beda tergantung jam nyala, termasuk keterbatasan infrastruktur dan telekomunikasi menjadi tantangan yang juga harus diselesaikan. (Ins)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya