Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Wapres tak Ingin Indonesia Jadi Tukang Stempel Produk Halal Global

M Iqbal Al Machmudi
24/10/2020 13:10
Wapres tak Ingin Indonesia Jadi Tukang Stempel Produk Halal Global
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin(Dok: Biro Setwapres)

POTENSI produk halal global sangat besar sehingga perlu dimanfaatkan secara optimal. Sayangnya peran Indonesia terhadap pangsa industri halal global tak lebih dari sekadar konsumen dan tukang stempel saja.

Penduduk Indonesia yang mayoritas memeluk agama islam merupakan pasar yang menentukan dalam produk halal dunia. Pada 2018, Indonesia membelanjakan US$214 miliar untuk produk halal atau mencapai 10% dari pangsa produk halal dunia. Hal ini sekaligus menjadi konsumen terbesar dari negara-negara mayoritas muslim lainnya.

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan Indonesia masih banyak mengimpor produk halal dari berbagai negara. Indonesia masih menjadi konsumen dan tukang stempel untuk produk halal impor.

"Lebih dari 50 lembaga sertifikat halal dunia memperoleh pengakuan dari Indonesia. Jadi Indonesia tukang stampel produk halal dari berbagai negara," kata Ma'ruf Amin saat webinar yang bertajuk Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia yang diadakan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sabtu (24/10)

Di sisi lain, pasar halal global memiliki potensi yang sangat besar. Pada 2018, konsumsi produk pasar halal dunia mencapai US$2,2 triliun dan akan terus berkembang hingga US$3,2 triliun pada 2024.

"Kita harus bisa memanfaatkan potensi halal dunia ini dengan meningkatkan ekspor yang baru berkisar 3,8% dari total pasar halal dunia," ujar Wapres.

Baca juga: Wapres Ingin Indonesia Jadi Produsen Halal Terbesar Dunia di 2024

Sedangkan berdasarkan laporan Global Economics Islamic Report 2019, Brasil menjadi eksportir makanan dan minuman halal nomor 1 di dunia dengan nilai US$5,5 miliar yang disusul oleh Australia dengan nilai US$2,4 miliar.

Saat ini, permintaan produk halal oleh konsumen mengalami peningkatan setiap tahunnya. Global Economics Islam Report 2019-2020 memperlihatkan besarnya pengeluaran konsumen muslim dunia untuk makanan dan minuman halal.

"Pariwisata ramah muslim, halal lifestyle, serta framasi halal yang mencapai US$2,2 triliun pada 2018 dan diproyeksikan akan mencapai US$3,2 triliun pada 2024 dengan proyeksi penduduk muslim yang mencapai 2,2 miliar jiwa pada 2030," ungkapnya.

Hal ini membuat angka perekonomian pasar industri halal akan terus meningkat dengan pesat. Ini harus dimanfaatkan peluangnya oleh Indonesia dengan memenuhi kebutuhan global.

"Oleh karena itu Indonesia harus bersungguh-sungguh menjadi eksportir produk halal di dunia dengan sumber daya yang dimiliki, saya percaya Indonesia menjadi produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia," tuturnya.

Untuk mencapai itu semua, Indonesia memerlukan langkah strategis yang dilakukan pemangku kepentingan yang dilakukan secara kolaboratif. Langah tersebut yakni melakui penguatan indurtri produk halal, melalui pembentukan kawasan industri halal, maupun zona halal dalam kawasan industri yang sudah ada.

"Sehingga kapasitas produk halal bisa meningkat dan terintegrasi dan semakin berkualitas dan berdaya saing global," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya