Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
AGENDA tahunan Cotton Day 2020 tetap terselenggara tahun ini meski diadakan secara virtual demi beradaptasi dengan situasi akibat pandemi Covid-19.
Acara yang mempertemukan para pelaku industri tekstil dan fesyen di Indonesia ini tidak hanya melibatkan pelaku industri di skala nasional melainkan juga hingga skala global.
"Tahun lalu ada seminar B2B dan fashion show di Jakarta, kali ini 100 persen virtual," kata Andy Do, perwakilan asosiasi perdagangan nirlaba Cotton Council International di Indonesia yang menyelenggarakan Cotton Day 2020 dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (24/9).
Cotton Day telah diadakan lima kali di Indonesia. Tahun ini acara diselenggarakan melalui platform Zoom & 6Connex dengan agenda sesi jejaring, seminar hingga peragaan busana virtual yang menampilkan karya kolaborasi dari perancang lokal Indonesia.
“Cotton Day 2020 - Indonesia ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi para pelaku industri tekstil, karena dapat berinteraksi langsung dengan pelaku industri global. Tidak hanya memberikan hal baru, melainkan para pelaku industri tekstil di Indonesia juga bisa memperluas jaringan pasar mereka ke pelaku industri global secara langsung," kata Andy Do.
Menurut Andy, acara tahun ini tetap bisa memberikan pengalaman baru bagi peserta karena ada booth virtual dan peragaan busana untuk mengenalkan produk serta inovasi baru dari pelaku industri tekstil Indonesia kepada dunia.
Presiden dan Kepala Eksekutif dari National Cotton Council Gary Adams menuturkan pentingnya Indonesia bagi produsen kapas di Amerika Serikat.
"Produsen kapas dan pedagang kapas Amerika Serikat memahami pentingnya pasar di dunia terutama di Indonesia. Kami mengantisipasi hubungan yang lebih erat dengan Indonesia dalam hal kapas untuk mendukung industri yang dibutuhkan," ujarnya.
Baca juga : Butuh Usaha Ekstra Pulihkan Sektor Parekraf Saat Pandemi
Chairman Cotton Council International Hank Reichle mengatakan, ada perubahan perilaku konsumen terkait permintaan produk garmen yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Berdasarkan data survei global U.S. Cotton Trust Protocol terkini, 54 persen pemimpin perusahaan brand garmen dan tekstil mengatakan bahwa mereka telah melihat tuntutan konsumennya akan praktik dan produk yang ramah lingkungan meningkat sejak awal pandemi Covid-19.
Berdasarkan data yang sama, 59 persen responden percaya bahwa konsumen akan tetap memprioritaskan harga saat melakukan pembelanjaan.
“Dengan data tersebut, untuk memperkuat optimisme industri tekstil pascapandemi, tentu para pelaku industri tekstil perlu melakukan transformasi industri dengan mengadaptasi tuntutan konsumen terkait produk tekstil yang lebih ramah lingkungan. Hal ini bertujuan untuk terus bisa terus tumbuh, bahkan dapat meningkatkan ekspansi bisnis di level yang lebih luas," kata Hank.
Ia melanjutkan, berbagai perusahaan di dunia mencari cara meneruskan program keberlanjutan selama pandemi, juga berusaha bertahan dengan peningkatan bantuan dari kemitraan luar (62 persen) hingga mampu berinvestasi kembali dalam inovasi baru yang besar.
“Lebih dari 62 persen responden survey yang disampaikan para pemimpin perusahaan garmen global menyampaikan bahwa program keberlanjutan produk menjadi fokus utama saat ini. Selain itu, 59 persen responden juga menyampaikan bahwa mereka melakukan transparansi dalam produksi produk yang ramah lingkungan.” kata Reichle.
“Cotton Council International saat ini pun fokus memberikan pendampingan kepada pelaku industri garmen global, termasuk di Indonesia untuk dapat bertransformasi dalam memenuhi perubahan perilaku konsumen pascapandemi ini," pungkasnya. (Ant/OL-7)
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
CALON Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun kembali mengungkit pandemi Covid-19 pada debat kedua Pilkada Jakarta 2024, Minggu (27/10) malam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved