Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kepanikan Investor Sebabkan IHSG Terperosok Dalam

Insi Nantika Jelita
11/9/2020 03:55
Kepanikan Investor Sebabkan IHSG Terperosok Dalam
Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020).(ANTARA FOTO/Reno Esnir)

INDEKS harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup melemah 5,01% atau 257,92 poin ke level 4.891.

Investor yang panik akan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terus melepas saham yang di milikinya. Langkah ini juga diikuti investor asing yang melepas portofolio saham miliknya. Pada akhir perdagangan tercatat investor asing mem bukukan penjualan bersih Rp663 miliar.

Penurunan tajam itu sempat membuat otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan peng hentian perdagangan (trading halt) selama 30 menit akibat batas bawah penu run an 5% terjadi pada pukul 10.36 WIB.

Mekanisme trading halt ialah mekanisme yang otomatis diberlakukan saat pe nurunan mencapai batas 5%. Tujuannya memberikan kesempatan bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan lebih lanjut keputusannya me lanjutkan penjualan atau tidak.

Namun, trading halt yang di lakukan ternyata tidak meng hentikan aksi jual yang dilakukan investor. Bahkan, IHSG sempat meyentuh titik terendah pada level 4.878.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada meng ungkapkan pelaku pasar sebaiknya tidak terlalu panik perihal adanya PSBB kembali di Jakarta.

“Sebaiknya investor jangan terlalu panik. Mau enggak mau harus membiasakan adanya PSBB,” jelas Reza kepada Media Indonesia, kemarin.

Akibat kepanikan pelaku pasar yang berlebihan terjadi aksi jual berlebihan. Ke depan dengan adanya pem berlakuan PSBB, ia memin ta para investor untuk tidak berekspektasi teralu tinggi ter hadap kinerja para emiten ke depan.

Analis saham lainnya, Nafan Aji Gusta, mengatakan sentimen domestik yang berkembang ialah PSBB Jakarta menyebabkan aktivitas perekonomian di DKI akan menjadi lesu. Posisi DKI yang memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dikhawatirkan menyeret turun proyeksi pertumbuhan ekonomi secara nasional.

“Di sisi lain, minimnya data makroekonomi domestik yang memberikan high positive market impact juga memenga ruhi pergerakan indeks,” pungkasnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan tindakan Pemprov DKI menarik kembali rem dengan pemberlakuan PSBB ialah untuk keselamatan masyarakat.

Fokus untuk menyelamatkan kesehatan tetap juga memperhatikan masalah ekonomi dan sosial.

Ia mengaku bahwa keputusan Pemprov DKI juga telah mendapat dukungan dari pemerintah pusat. (Ins/Put/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya