Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
INDEKS harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup melemah 5,01% atau 257,92 poin ke level 4.891.
Investor yang panik akan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terus melepas saham yang di milikinya. Langkah ini juga diikuti investor asing yang melepas portofolio saham miliknya. Pada akhir perdagangan tercatat investor asing mem bukukan penjualan bersih Rp663 miliar.
Penurunan tajam itu sempat membuat otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan peng hentian perdagangan (trading halt) selama 30 menit akibat batas bawah penu run an 5% terjadi pada pukul 10.36 WIB.
Mekanisme trading halt ialah mekanisme yang otomatis diberlakukan saat pe nurunan mencapai batas 5%. Tujuannya memberikan kesempatan bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan lebih lanjut keputusannya me lanjutkan penjualan atau tidak.
Namun, trading halt yang di lakukan ternyata tidak meng hentikan aksi jual yang dilakukan investor. Bahkan, IHSG sempat meyentuh titik terendah pada level 4.878.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada meng ungkapkan pelaku pasar sebaiknya tidak terlalu panik perihal adanya PSBB kembali di Jakarta.
“Sebaiknya investor jangan terlalu panik. Mau enggak mau harus membiasakan adanya PSBB,” jelas Reza kepada Media Indonesia, kemarin.
Akibat kepanikan pelaku pasar yang berlebihan terjadi aksi jual berlebihan. Ke depan dengan adanya pem berlakuan PSBB, ia memin ta para investor untuk tidak berekspektasi teralu tinggi ter hadap kinerja para emiten ke depan.
Analis saham lainnya, Nafan Aji Gusta, mengatakan sentimen domestik yang berkembang ialah PSBB Jakarta menyebabkan aktivitas perekonomian di DKI akan menjadi lesu. Posisi DKI yang memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dikhawatirkan menyeret turun proyeksi pertumbuhan ekonomi secara nasional.
“Di sisi lain, minimnya data makroekonomi domestik yang memberikan high positive market impact juga memenga ruhi pergerakan indeks,” pungkasnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan tindakan Pemprov DKI menarik kembali rem dengan pemberlakuan PSBB ialah untuk keselamatan masyarakat.
Fokus untuk menyelamatkan kesehatan tetap juga memperhatikan masalah ekonomi dan sosial.
Ia mengaku bahwa keputusan Pemprov DKI juga telah mendapat dukungan dari pemerintah pusat. (Ins/Put/E-1)
OJK mencatat, per 31 Juli 2025, IHSG menguat ke level 7.484, membukukan kenaikan 5,71% ytd.
IHSG turun 0,33% akibat saham konglomerasi ambruk. Ketahui penyebab pelemahan IHSG dan saham potensial seperti LSIP, PGEO, EXCL.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dibuka menguat 87,25 poin atau 1,16% ke posisi 7.630,75.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu 23 Juli 2025, dibuka menguat 47,67 poin atau 0,65% ke posisi 7.392,41.
Para pelaku pasar makin optimistis memandang pasar saham sehingga membuka peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatannya.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota. D sisi lain, inovasi pun perlu kajian matang agar tidak mandek di tengah jalan.
Fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta
Raperda Penyelenggaraan Pendidikan sebagai bentuk upaya pemerintah menjamin layanan pendidikan untuk semua anak usia sekolah.
Sapto mengatakan, awalnya pihak berusaha menghubungi pemilik rumah namun tak membuahkan hasil. Begitu pula kepada para penyewa sebelumnya yang juga tidak kooperatif.
DALAM rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, Hotel Best Western Premier Jakarta menghadirkan promo spesial bertajuk Stay & Dine Delight.
DINAS Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat bahwa saat ini banyak warga berusia remaja di Jakarta terancam mengidap penyakit diabetes.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved