Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
YAYASAN Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebutkan informasi tentang promosi penjualan rumah sering kali tidak sesuai kenyataan.
“Sering kali, konsumen terjebak pada promosi developer/pengembang,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, belum lama ini.
Ia mengatakan, sebetulnya sebuah iklan atau promosi merupakan strategi untuk menarik perhatian calon konsumen. Namun sayangnya, kebanyakan
iklan hanya mengungkapkan sisi positifnya.
“Konsumen berhak mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan transparan mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa,” kata dia.
Selain faktor promosi, lanjut dia, pengembang juga kerap menggunakan strategi pemasaran dengan preproject selling. Penjualan dilakukan sebelum proyek
dibangun atau baru berupa gambar atau konsep.
“Faktor lainnya, beberapa konsumen juga tidak membaca kontrak perjanjian dengan detail, perizinan pembangunan perumahan yang belum selesai, hingga pengawasan
yang lemah oleh regulator, terutama pemda,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, banyak pula konsumen yang mengeluhkan lokasi rumah subsidi. Persoalan letak atau lokasi perumahan yang jauh dari keramaian menjadi salah satu
keluhan konsumen untuk rumah subsidi.
“Akibatnya, akses air bersih belum ada, sulitnya akses transportasi umum, jauh dari fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, masjid,” ujar Tulus.
Koordinator Komisi Advokasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal E Halim mengatakan idealnya pengaduan tidak terjadi apabila hak-hak konsumen
sudah terpenuhi.
Permasalahan konsumen perumahan terjadi mulai dari pratransaksi, transaksi, dan pascatransaksi jual-beli perumahan. “Apabila hak-hak konsumen dilanggar, konsumen harus
berani mengadu agar pelaku usaha bisa tahu dan menyadari bahwa praktik bisnis yang dilakukan salah dan tidak sesuai dengan ketentuan dan peraturan,” kata dia.
Ia menyampaikan, BPKN sudah memberikan rekomendasi kepada pemerintah yang telah direspons dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 11/PRT/M/2019 tentang Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual-Beli Rumah.
“Perlindungan konsumen bukanlah tanggung jawab salah satu dari kementerian atau lembaga, melainkan menjadi tanggung jawab bersama semua pemangku kepentingan.
Oleh karenanya, kita perlu berkolaborasi,” tukasnya. (Gan/Ant/S-1)
PASAR modal sedang mencermati fenomena backdoor listing, yakni proses masuknya entitas baru melalui akuisisi perusahaan tercatat tanpa IPO.
MENJAWAB tren interior bergaya kontemporer dan heritage, Idemu memperkenalkan Amarta, koleksi interior yang terinspirasi kekayaan tradisional dan budaya lokal.
Hal lain yang menurutnya menjadi pertimbangan masyarakat dalam negeri membeli properti adalah pemberian kebebasan dari pengembang.
Fahri memastikan dana yang pembangunan 1 juta unit tersebut ada dan banyak karena ada unsur bisnis bahkan saat mendaftar dan mengantre sehingga pola keuangannya akan sangat banyak.
Konsep hunian hijau kembali mencuri perhatian dunia internasional,FIABCI World Prix d’Excellence Awards 2025, yang digelar pada Juni lalu di Lagos, Nigeria.
Aksi massa di proyek properti dinilai ganggu iklim investasi dan stabilitas sektor. Kepastian hukum jadi sorotan utama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved