Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEBANYAK 42 perwakilan dari berbagai asosiasi petani sawit di kawasan Asia Pasifik mengikuti telekonferensi Smallholders Outreach Program (SOP) yang diselenggarakan Sekretariat Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Selasa (11/8).
SOP merupakan wadah bagi para petani kecil dari sejumlah negara penghasil kelapa sawit untuk bergabung dalam jaringan CPOPC sehingga bisa membahas masalah dan tantangan meraih kesejahteraan dan lingkungan yang berkelanjutan.
Dalam diskusi, muncul keinginan para peserta untuk membangun jaringan komunikasi global bagi petani kecil di negara-negara penghasil kelapa sawit untuk berkontribusi mencapai kerangka keberlanjutan yang lebih luas sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) 2030.
Sejumlah isu yang dibahas dalam kegiatan virtual ini antara lain tantangan pembudidayaan, kewajiban sertifikasi keberlanjutan serta kampanye hitam dan negatif terhadap kelapa sawit.
Perwakilan petani kecil kelapa sawit dari Indonesia Djono Albar Burhan menyampaikan pendapat tentang peran petani kecil, CPOPC dan kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit.
“Petani kecil dan CPOPC bisa menjadi tim yang hebat untuk mengatasi kampanye negatif. Kalau sawit tidak ada, maka SDGs juga tidak ada,” kata Burhan yang juga pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia.
Perwakilan petani kecil dari Malaysia, Adzmi bin Hassan, menyatakan tentang tingginya ketergantungan petani terhadap kelapa sawit sebagai sumber penghidupan dan peran CPOPC.
“CPOPC dapat memastikan harga antarnegara anggota hampir sama, sebagaimana mereka akan menggunakan standar yang sama (baik MSPO maupun ISPO),” ujar Adzmi yang juga Sekretaris Jenderal National Association of Smallholders Malaysia ini.
Baca juga: Harga Sawit Naik, Petani Aceh Gembira
Kemudian, perwakilan petani kecil dari India, Chennu Rohith, berbagi praktik baik terkait tantangan memanen kelapa sawit dan telah diatasi dengan membuka peluang yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal.
“Kami memiliki masalah mencari tenaga terampil untuk memanen sawit, jadi kami memberdayakan pemuda setempat dan melatih mereka cara memanen sawit,” ungkap Chennu.
Dalam kata sambutannya, Wakil Direktur Eksekutif CPOPC Dupito M. Simamora menegaskan peran CPOPC dalam meningkatkan kesejahteraan petani kecil kelapa sawit melalui program seperti SOP.
“CPOPC menjadi wadah untuk jaringan komunikasi global di kalangan petani kecil sawit agar kita dapat saling belajar satu sama lain, meningkatkan kesejahteraan petani kecil, mencapai SDGs, serta meningkatkan kapasitas," tutur Dupito.
Sementara itu, Direktur Eksekutif CPOPC Tan Sri Datuk Dr. Yusof Basiron menyatakan covid-19 tidak akan berdampak negatif pada produksi minyak sawit, dan permintaan terhadap minyak sawit ke depan akan terus meningkat secara global.
Kerja sama dan dialog di antara pekebun kecil pun dianggap sangat penting. Tan Sri meyakini suatu hari para pekebun kecil kelapa sawit akan dipandang sebagai pahlawan yang menyediakan pangan untuk dunia. SOP, lanjut Tan Sri, akan memberikan manfaat bagi petani kecil dan digunakan sebagai wadah dialog sekaligus diskusi diantara para petani kecil di tingkat dunia.
Para perwakilan petani kecil berharap aliansi ini dan CPOPC fokus dalam menanggulangi masalah stabilisasi harga yang cara mengatasinya menjadi hal di luar batas kemampuan mereka. Tan Sri menjawab, CPOPC akan memberikan dukungan dan upaya untuk menanggulangi masalah yang dihadapi negara penghasil kelapa sawit, seperti perbedaan harga.
"Sekretariat CPOPC telah merencanakan untuk melibatkan para petani kecil lainnya dari kawasan Afrika, Amerika Latin dan Tengah. Tujuan utamanya, memetakan tantangan, harapan, dan solusi-solusi yang memungkinkan untuk meningkatkan kapasitas para petani kecil kelapa sawit dalam mencapai SDGs pada tahun 2030," ungkapnya.(RO/OL-5)
KOMISI VI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke salah satu sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
PT Astra Agro Lestari mendorong peran pemuda dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kawasan perkebunan kelapa sawit.
Turunnya harga tersebut dapat memengaruhi semangat petani dan pekerja. Apalagi hal itu bisa berdampak beruk roda berekonomian warga sekitar.
Gapki mengambil langkah strategis dengan menggandeng Indonesian Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) dalam upaya memperkuat posisi dan citra industri sawit Indonesia di kancah global.
PT Astra Agro Lestari mencatatkan kinerja yang positif dan juga menunjukkan pencapaian tanggung jawab sosial melalui Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved