Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Target Pemanfaatan EBT 23% Pada 2025 Sulit Tercapai

M. Ilham Ramadhan Avisena
28/7/2020 15:26
Target Pemanfaatan EBT 23% Pada 2025 Sulit Tercapai
Sebuah gedung di Jakarta memanfaatkan panel surya sebagai sumber listrik.(Antara/Aditya Pradana)

DALAM Kebijakan Energi Nasional (KEN), pemerintah mematok target penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025. Namun, target itu tampaknya sulit dicapai.

Sebab, perkembangan EBT dalam tiga tahun terakhir cenderung flat di kisaran 500 megawatt (MW) per tahun. Pada 2020, perkembangan EBT berada di angka 10.748 MW.

Dengan asumsi perkembangan yang flat, perkembangan EBT hanya akan berkisar 12.800 MW pada 2024. Angka itu terlampau jauh dari target KEN, yang menargetkan 20.000 MW atau 23% dari total energi nasional pada 2025.

Baca juga: Skema Harga Listrik EBT Harus Pro Iklim Investasi

"Ini dalam lima tahun ke depan, kita hanya akan menambah 2.500 MW. Sehingga pada 2024 hanya 12.800 MW. Sedangkan untuk mencapai 23%, kita perlu sekitar 20.000 MW. Memang perlu upaya percepatan," ujar Direktur Jenderal EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, FX Sutijastoto, dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/7).

Apabila hanya mengandalkan percepatan pembangunan, lanjut dia, perkembangan EBT akan berada di kisaran 19.350,5 MW. Pun, angka itu masih belum mencapai target. Namun, pemerintah masih berharap melalui program Green Booster yang dimiliki PT PLN (Persero).

Dengan dukungan program dari perseroan, target pemanfaatan EBT 23% pada 2025 kemungkinan besar tercapai. Jika Green Booster berjalan dengan baik, perkembangan produksi EBT akan berkisar 22.307,3 MW pada 2024.

Baca juga: Pemerintah Yakin Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Masih Positif

"Jika program Green Booster dari PLN efektif, itu akan ada tambahan sekitar 5.000 MW. Jadi kalau itu bisa dicapai, kita bisa mencapai 22.300 MW di 2024. Sehingga target 23% bisa tercapai di 2025. Memang kita harus punya extraordinary effort," pungkas Sutijastoto.

Per Mei 2020, produksi EBT mencapai 14,21%, dibandingkan realisasi produksi non-EBT. Energi air, panas bumi dan sumber energi lain menjadi penopang utama perkembangan EBT. Kontribusi produksi dari masing-masing sumber energi sebesar 5,84%, 8,17% dan 0,20%.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya