Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MESKIPUN telah menerapkan program reformasi terhadap pengawasan pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku sulit menghilangkan praktik manipulasi harga di pasar modal.
Plt Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK, Yunita Linda Sari, menjelaskan, sulit bagi pihaknya untuk sepenuhnya menghilangkan praktik tersebut. Meski begitu ia menegaskan OJK akan tetap fokus meminimalkan kegiatan-kegiatan yang bersifat mencari untung secara tidak adil (unfair) dengan cara memanipulasi harga atau memanfaatkan gap pengetahuan antara investor dan pelaku pasar modal.
“Kalau hilang 100% secara nature susah, tapi term yang kita gunakan ialah meminimalkan kegiatan ini. Dan kalaupun ada harapan kami bisa mendeteksinya lebih awal dan kemudian recovery atau follow up-nya bisa segera kita lakukan,” ungkap Yunita dalam video conference, Rabu (22/07).
Yunita menambahkan, reformasi pengawasan terhadap pasar modal bertujuan untuk menciptakan pasar yang bersifat wajar, efisien dan adil. Dalam artian, tidak ada pelaku yang diuntungkan melalui cara-cara yang negatif atau tidak adil.
"Untuk itu harapan kami bukannya mencari kesalahan, tapi kembali pada adanya keseimbangan informasi, kesempatan, dan juga semua orang bisa berkegiatan di pasar modal kita sebagai issuer maupun investor dengan level playing field yang sama,” sambungnya.
Menurut Yunita, dari diterapkannya sistem pengawasan baru yang terintegrasi, OJK mencatat beberapa perubahan yang terjadi. Di antaranya kemudahan dalam berinvestasi serta informasi yang disediakan oleh pelaku dan OJK sendiri kepada masyarakat yang lebih baik.
Yunita juga menyerukan kembali pernyataan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, bahwa terkuaknya kasus-kasus di pasar modal merupakan wujud bukti dari hasil reformasi pengawasan tersebut.
“Ditemukannya kasus di pasar modal itu adalah hasil dari reformasi ini. Kita membangun tools yang lebih canggih, lebih tertata sehingga kita lebih bisa mendeteksi lebih awal hal-hal yang mungkin dulu tidak terdeteksi,” pungkasnya. (X-12)
PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) ambil bagian dalam kegiatan Fintech Lending Days (FLD) 2025 yang diselenggarakan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia di Kota Sorong.
Sampai dengan periode Maret 2025, LKM yang telah memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan adalah sebanyak 245 LKM dengan nilai keseluruhan aset LKM mencapai Rp1,609 triliun.
Sejumlah lembaga internasional telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global lantaran ketidakpastian dan gejolak geopolitik dunia.
Pada Mei 2025 piutang pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan tercatat Rp504,58 triliun, atau tumbuh 2,83% secara tahunan.
INDUSTRI perbankan nasional dinilai masih menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah tekanan global. Pertumbuhan kredit pada Mei 2025 tercatat 8,43%, setara Rp7.900 triliun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, aset keuangan syariah di luar kapitalisasi saham syariah mencapai Rp2.883,67 triliun sepanjang 2024 atau tumbuh 11,67% secara tahunan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) resmi mencatatkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (10/7).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
Pasar modal Indonesia masih menghadapi tekanan pada 2025 ditandai pelemahan indeks dan arus keluar dana asing.
Wall Street terguncang setelah Trump umumkan tarif baru hingga 40% terhadap 14 negara. Saham otomotif dan teknologi Jepang-Korea anjlok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved